Abstrak


Pemanfaatan Ekstrak Sirih Cina (Peperomia pellucida L.) Dalam Pengembangan Sabun Cuci Tangan Bentuk Kertas Sebagai Inovasi Produk Kebersihan


Oleh :
Salwa Fitriana - V4122083 - Sekolah Vokasi

Tanaman sirih cina (Peperomia pellucida L.) atau dikenal juga dengan suruhan. Sirih cina merupakan tanaman dari negara Amerika Tropis. Sirih cina kerap dianggap sebagai gulma. Sirih cina (Peperomia pellucida L.) memiliki kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai bahan antiseptik alami. Tanaman ini mengandung bermacam senyawa seperti flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin. Tujuan penelitian mencakup tiga aspek utama: formulasi produk sabun kertas, evaluasi stabilitas fisik produk, serta analisis kelayakan usaha dari produk yang dihasilkan. Pelaksanaan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Sahid Surakarta. Pelaksanaan dilakukan dengan perencanaan kegiatan tugas akhir, perencanaan formulasi yang akan digunakan, persiapan alat dan bahan, melakukan trial and error sebelum memperbanyak produk, melakukan uji fisik sabun (uji pH, uji organoleptik, uji fisik homogenitas, dan uji stabilitas busa), uji preferensi konsumen, memperbanyak produk, melakukan pemasaran, dan tahap akhir melakukan analisis kelayakan produk.

Formulasi yang digunakan pada trial and error produk ada dua formula sabun dengan perbedaan konsentrasi ekstrak, yaitu formula A (0,5 g ekstrak) dan formula B (1 g ekstrak), yang kemudian melalui evaluasi menyeluruh terhadap parameter organoleptik, homogenitas, tingkat keasaman (pH), dan stabilitas busa. Uji preferensi konsumen dilakukan dengan skala likert atau tingkat kesukaan konsumen. Uji preferensi dilakukan dengan 40 responden dengan umur responden < 15>25 tahun. Hasil koresponden menunjukkan bahwa formula B dengan kandungan ekstrak lebih tinggi memberikan performa lebih baik dalam berbagai aspek evaluasi. Dari segi organoleptik, formula B memiliki warna hijau yang lebih pekat dan aroma khas sirih cina yang lebih kuat. Uji pH menunjukkan kedua formula berada dalam kisaran aman untuk kulit (4,9–5,1), sedangkan uji stabilitas busa menempatkan formula B pada posisi lebih unggul dengan stabilitas 90% dibandingkan formula A yang mencapai 85,71%.

Pemasaran produk dilakukan secara online dan offline. Pemasaran online dilakukan dengan membuat promosi di Instagram dan Whatsapp. Pemasaran offline dilakukan dengan cara word of mouth atau dari mulut ke mulut. Segementasi pemasaran dilakukan di sekitar UNS dan Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Pemasaran menargetkan masyarakat berumur 15-25 tahun. Produk “Salwa Handsoap” ini dikemas menggunakan kemasan primer berbahan plastik dan kemasan sekunder pouch blacu serut yang mudah dibawa kemana saja. Analisis kelayakan usaha mengungkapkan bahwa usaha produksi sabun ini layak dijalankan dengan R/C ratio 1,45 dan B/C ratio 0,45, menunjukkan tingkat keuntungan yang memadai. Titik impas (BEP) tercapai pada penjualan 34,54 unit dengan harga Rp8.981 per unit. Guna meningkatkan pemasaran, perlu memperluas jaringan melalui platform seperti Shopee dan Tokopedia. Selain itu, penting dilakukan pengujian sifat antimikroba sirih cina serta mengurus perizinan edar agar produk lebih dipercaya konsumen sebagai produk yang aman.