Produksi
jambu air di Jawa Tengah mengalami penurunan pada tahun 2023. Upaya peningkatan
ketersediaan bibit dilakukan melalui teknik rakit apung yang dikombinasikan
dengan aerasi dan pemberian vitamin B1. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
pengaruh lama aerasi dan aplikasi vitamin B1 terhadap pertumbuhan bibit jambu
air pada medium berbasis air dengan sistem rakit apung. Penelitian dilaksanakan
di Desa Karangasem, Surakarta, dan Unit Laboratorium Terpadu Universitas
Sebelas Maret pada Desember 2024–Februari 2025 menggunakan Rancangan Acak
Kelompok Lengkap (RAKL) dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah
lama aerasi (8, 16, dan 24 jam), sedangkan faktor kedua adalah aplikasi vitamin
B1 (diberikan dan tidak diberikan). Variabel yang diamati meliputi kondisi
lingkungan, waktu pembentukan kalus, waktu munculnya akar, jumlah akar, tunas,
dan daun, panjang akar, serta tingkat hidup stek. Data dianalisis dengan ANOVA
pada taraf signifikansi 95%, dilanjutkan dengan DMRT dan analisis korelasi
Pearson. Hasil penelitian menunjukkan aerasi 16 jam menghasilkan panjang akar
rata-rata 5,04 cm sehingga berpotensi menjadi alternatif aerasi 24 jam.
Pemberian vitamin B1 mempercepat pembentukan kalus, yaitu 15,87 HST
dibandingkan tanpa vitamin B1 (17,61 HST).