Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan aplikasi Hear Me
sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran siswa tunarungu berdasarkan teori
scaffolding, mengidentifikasi apa saja pengaruhnya, serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi guru dan siswa dalam penggunaan media
tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi
peristiwa pembelajaran dengan menggunakan alat bantu komunikasi, informan (wali
kelas SMP siswa tunarungu, 7 siswa tunarungu) dan dokumen (foto peristiwa
pembelajaran dan transkrip wawancara). Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi alami bersifat non-partisipant, wawancara mendalam, dan analisis
dokumen. Teknik uji validitas yang
digunakan adalah menggunakan triangulasi sumber data. Analisis data dengan
menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut. Pertama, penerapan aplikasi Hear Me menjadi solusi komunikasi
antara guru dan siswa tunarungu serta mendukung strategi scaffolding dalam
pembelajaran seperti modeling, guided instruction, feedback, fading,
serta contingency. Kedua,
penerapan aplikasi Hear Me ini berpengaruh positif terhadap pemahaman materi
siswa, komunikasi dua arah guru dan siswa, serta berpengaruh pada awal
kemandirian belajar siswa tunarungu. Ketiga, mengetahui tantangan dari
penerapan aplikasi sekaligus upaya dalam mengatasi tantangan tersebut yang mana
tantangan dari penerapan media ini mencakup kendala teknis, kesulitan kognitif
siswa, dan keterbatasan pedagogis guru dalam mengoperasikan fitur secara
optimal. Oleh karena itu, guru mengatasi tantangan-tantangan ini dengan
menggabungkan aplikasi Hear Me bersama media visual lain, melakukan pengulangan
materi, penekanan kata kunci, serta menyesuaikan metode pembelajaran sesuai
karakteristik siswa.