;

Abstrak


PENGARUH ESG DISCLOSURE SCORE TERHADAP RISIKO PERUSAHAAN DI NEGARA ASEAN


Oleh :
Leni Ainiah - S412102013 - Sekolah Pascasarjana

Isu mengenai Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi perhatian global, terutama dalam kaitannya dengan risiko perusahaan. Perusahaan di kawasan Asia menghadapi tekanan yang meningkat dari investor, regulator, dan masyarakat untuk meningkatkan transparansi dan praktik keberlanjutan. Indonesia, Malaysia, dan Singapura dipilih sebagai sampel penelitian karena ketiganya merupakan pusat ekonomi ASEAN dengan dinamika ESG yang menarik. Indonesia menghadapi isu lingkungan akibat deforestasi dan emisi karbon tinggi, Malaysia masih bergulat dengan tata kelola pasca skandal 1MDB, sementara Singapura menghadapi tantangan dekarbonisasi meskipun memiliki regulasi ESG yang ketat. Dinamika tersebut menjadikan ketiga negara relevan untuk mengkaji pengaruh ESG terhadap risiko perusahaan pada periode 2018–2022.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ESG Disclosure Score terhadap risiko perusahaan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis data panel. Risiko perusahaan dibagi menjadi dua macam yaitu risiko sistematis dan risiko total sedangkan ESG Disclosure Score digunakan sebagai variabel dependen. Variabel kontrol yang digunakan adalah Market Capitalisation, Gross Domestic Product (GDP), dan Inflation pada 15 perusahaan terbesar di sektor Energy, Health Care, Industrials, Materials, dan Real Estate di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Analisis dilakukan dengan regresi data panel yang diawali dengan descriptive statistics dan correlation test, dilanjutkan uji asumsi klasik untuk memastikan reliabilitas model, serta pemilihan model terbaik menggunakan uji Chow, Hausman, dan Lagrange Multiplier.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengungkapan ESG berpengaruh signifikan terhadap risiko perusahaan di kawasan ASEAN, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Singapura, dengan arah pengaruh yang berbeda pada risiko sistematis. Hasil menunjukkan bahwa ESG mampu menurunkan sebagian risiko sistematis namun tidak memberikan pengaruh terhadap risiko total perusahaan, pada sisi lain juga dapat meningkatkan risiko karena adanya biaya implementasi yang tinggi dan tuntutan transparansi yang membuka eksposur risiko baru. Sementara itu, variabel makroekonomi seperti GDP, inflasi, serta kapitalisasi pasar tidak terbukti memengaruhi kedua jenis risiko tersebut secara signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa ESG berperan penting dalam manajemen risiko, khususnya risiko sistematis, meskipun efektivitasnya sangat dipengaruhi oleh sektor industri dan kondisi pasar di masing-masing negara.