Museum memiliki peran strategis sebagai ruang pelestarian, edukasi, dan komunikasi sejarah kepada masyarakat. Namun, pendekatan penyajian yang konvensional membuat sebagian besar museum di Indonesia, termasuk Museum Jenderal Soedirman di Pacitan, kehilangan daya tarik khususnya bagi generasi muda. Tugas akhir ini bertujuan merancang interior Museum Jenderal Soedirman dengan pendekatan desain naratif dan imersif guna menciptakan pengalaman sejarah yang emosional dan edukatif. Pendekatan ini diwujudkan melalui alur ruang berdasarkan struktur naratif (pembuka, konflik, klimaks, resolusi) serta integrasi teknologi interaktif dan elemen visual tematik. Metode perancangan yang digunakan meliputi studi literatur, studi preseden, survei lapangan, dan wawancara, yang dianalisis melalui pendekatan skematik desain dan segmentasi konten naratif. Zona ruang dirancang dengan mempertimbangkan zoning, grouping, alur sirkulasi, dan organisasi ruang, untuk membangun pengalaman pengunjung yang multisensori dan mendalam. Desain ini diharapkan tidak hanya merevitalisasi fungsi edukatif museum, tetapi juga meningkatkan minat kunjungan dan memperkuat pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai perjuangan Jenderal Soedirman melalui desain yang kontekstual, fungsional, dan emosional.
Kata Kunci: desain interior, desain naratif, imersif, museum sejarah, Jenderal Soedirman.