Abstrak


Tindak tutur ekspresif dalam Reality Show “John Pantau” di Trans Tv


Oleh :
Devi Andriyani - C0205022 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam reality show “John Pantau”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) tindak tutur ekspresif apa saja yang terdapat dalam reality show “John Pantau” dan apa penyebab tindak tutur ekspresif tersebut? (2) efek perlokusi apa saja yang ditimbulkan oleh tindak tutur ekspresif dalam reality show “John Pantau”? Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa teknik rekam dan teknik catat. Data penelitian adalah tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif dalam reality show “John Pantau”. Sumber data penelitian ini terdiri atas enam hari episode penayangan. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik analisis padan dan teknik analisis kontekstual. Teknik penarikan simpulan dalam penelitian ini menggunakan teknik induktif. Berdasarkan analisis data, dalam RSJP ditemukan 20 tindak tutur ekspresif. Pengelompokan 20 jenis tindak tutur ekspresif tersebut, yaitu: (1) tindak tutur ‘berterima kasih’ yang terjadi karena mitra tutur bersedia melakukan apa yang diminta oleh penutur, karena tuturan ‘memuji’ yang dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur dan karena kebaikan hati penutur yang telah memberikan sesuatu kepada mitra tutur, (2) tindak tutur ‘memuji’ yang terjadi karena kondisi dari mitra tutur, karena penutur ingin melegakan hati mitra tutur, karena penutur ingin merayu mitra tutur, karena penutur telah bersedia meminta maaf dan berjanji kepada anaknya, karena penutur ingin menyenangkan hati mitra tutur dan karena perbuatan terpuji yang dilakukan oleh penutur, (3) tindak tutur ‘menolak’ yang terjadi karena mitra tutur tidak mau melakukan apa yang diminta oleh penutur dan karena mitra tutur tidak mau menerima pemberian dari penutur, (4) tindak tutur ‘menyalahkan’ yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh mitra tutur, karena mitra tutur tidak mau bertanggung jawab akan kesalahan yang telah diperbuatnya dan karena mitra tutur ingin melepaskan diri dari suatu kesalahan, (5) tindak tutur ‘mencurigai’ yang terjadi karena penutur mempunyai anggapan bahwa mitra tutur telah berbuat sesuatu yang kurang baik, (6) tindak tutur ‘menuduh’ yang terjadi karena penutur ingin membuktikan anggapannya bahwa mitra tutur telah melakukan sesuatu yang kurang baik, (7) tindak tutur ‘menyindir’ yang karena penutur tidak suka dengan apa yang dilakukan atau dituturkan mitra tutur, karena penutur menyampaikan alasan-alasan yang tidak masuk akal kepada mitra tutur, dan karena tuturan pertanyaan penutur terhadap mitra tutur, (8) tindak tutur ‘mengkritik’ yang karena penutur merasa jijik dengan apa yang dilakukan oleh mitra tutur dan karena penutur tidak suka atau tidak sependapat dengan apa yang dilakukan atau dituturkan mitra tutur, (9) tindak tutur ‘meminta maaf’ yang terjadi karena permintaan mitra tutur, karena perasaan tidak enak penutur terhadap mitra tutur karena telah mengganggu waktu mitra tutur, (10) tindak tutur ‘mengejek’ yang terjadi karena sikap mitra tutur yang tidak bersedia menuruti permintaan penutur dan karena penutur tidak suka dengan sikap dan tuturan tidak terpuji yang dilakukan oleh mitra tutur, (11) tindak tutur ‘menyayangkan’ yang terjadi karena penutur merasa iba atau kasihan terhadap mitra tutur, (12) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa heran’ yang terjadi karena rasa keheranan penutur terhadap sikap atau tuturan mitra tutur, (13) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa kaget atau terkejut’ yang diterjadi karena rasa kaget yang dirasakan oleh penutur terhadap sikap atau tuturan mitra tutur, (14) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa jengkel atau sebal’ yang terjadi karena penutur merasa kesal terhadap apa yang dilakukan oleh mitra tutur, (15) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa marah’ yang terjadi karena perasaan sangat tidak senang mitra tutur terhadap sikap penutur, dan karena rasa takut yang dirasakan penutur terhadap apa yang sedang dilakukan mitra tutur, (16) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa bangga’ yang terjadi karena penutur merasa mempunyai keunggulan dibandingkan orang lain, (17) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa malu’ yang terjadi karena penutur merasa sangat tidak enak hati terhadap mitra tutur, (18) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa takut’ yang terjadi karena perasaan takut penutur terhadap sesuatu, (19) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa simpati’ yang terjadi karena rasa keikutsertaan penutur merasakan perasaan sedih yang sedang dirasakan oleh mitra tutur, (20) tindak tutur ‘mengungkapkan rasa kecewa’ yang terjadi karena rasa kecil hati penutur terhadap apa yang dilakukan oleh mitra tutur. Dalam RSJP terdapat 23 tuturan yang mengandung efek perlokusi. Dari 23 tuturan tersebut terbagai menjadi 9 efek perlokusi, yaitu: (1) efek perlokusi menyenangkan mitra tutur, (2) efek perlokusi melegakan, (3) efek perlokusi membujuk, (4) efek perlokusi menjengkelkan mitra tutur, (5) efek perlokusi mendorong, (6) efek perlokusi membuat mitra tutur tahu bahwa…, (7) efek perlokusi membuat mitra tutur berpikir tentang…, (8) efek perlokusi membuat mitra tutur melakukan sesuatu, dan (9) efek perlokusi mempermalukan mitra tutur.