Meningkatnya
permintaan akses internet berkecepatan tinggi di perkotaan mendorong adopsi 5G
sebagai solusi yang lebih unggul dari 4G di Indonesia yang masih tertinggal
dalam kecepatan internet. Penelitian ini merancang dan mengevaluasi kinerja
jaringan 5G Non-Standalone (NSA) di wilayah suburban Kota Surakarta dan
berfokus pada coverage dan capacity dengan menggunakan simulasi
perangkat lunak Atoll. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan
frekuensi 3500 MHz dan model Urban Macrocell. Penelitian ini
mengevaluasi parameter Reference Signal Received Power (RSRP), Signal-to-Interference-plus-Noise
Ratio (SINR), dan Physical Downlink Shared Channel (PDSCH C/I+N).
Hasil setelah optimasi menunjukkan 91,8% area mencapai cakupan sinyal baik
(rata-rata SS-RSRP -73,85 dBm) dan peningkatan rata-rata SS-SINR menjadi 7,31
dB. Meskipun 8,1% area masih memiliki RSRP yang kurang baik karena jarak site
yang berjauhan dan beberapa area memiliki nilai SINR rendah akibat interferensi
site yang berdekatan. Kemudian terdapat nilai PDSCH C/I+N sebesar 6,79
dB. Perencanaan capacity mengindikasikan kebutuhan 80 gNodeB untuk
downlink dimana lebih tinggi dari kebutuhan coverage dengan 57 gNodeB. Secara
keseluruhan, perencanaan 5G NSA di Surakarta menunjukkan performa baik dan
kelayakan menjanjikan.