Abstrak


Pembuatan Susu Kedelai yang Tahan Lama Tanpa Bahan Pengawet


Oleh :
Yuni Anggraini - I8315063 - Fak. Teknik

Susu kedelai memiliki susunan asam amino yang mirip dengan susu sapi

sehingga dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Kelemahannya adalah

tidak tahan lama yang ditandai dengan berubahnya tektur, aroma, rasa dan warna.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat susu kedelai yang tahan lama tanpa

bahan pengawet dengan proses pasteurisasi. Percobaan ini menggunakan metode

pasteurisasi Low Temperature Long Time (LTLT) dan High Temperature Short

Time (HTST).

Prosedur pembuatan susu kedelai diawali dengan merendam kedelai selama

12 jam dengan perbandingan kedelai dan air yaitu 1:2 (b/v). Setelah itu dilakukan

proses pengupasan kulit, dan membilasnya dengan air. Selanjutnya kedelai

direbus15 menit untuk menghilangkan bau langu. Setelah itu kedelai dicuci dan

digiling menggunakan blender dengan perbandingan kedelai dan air yaitu 1:5

(b/v). Kedelai yang sudah halus disaring menggunakan kain dan saringan. Filtrat

hasil penyaringan dipanaskan pada suhu 62,8

C selama 30 menit (LTLT) dan

pada suhu 71,7

o

C selama 15 detik (HTST) dengan penambahan gula secukupnya.

Susu kedelai kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca steril, ditutup kemudian

direbus 15 menit. Pembuatan 1 liter susu kedelai membutuhkan 200 gram kedelai,

1 liter air mineral dan 100 gram gula pasir. 

Susu kedelai yang dihasilkan akan dilanjutkan ke tahap pengujian yaitu uji

sifat fisikdengan melakukan pengamatan perubahan dari segi tekstur (pengukuran

densitas dan viskositas), aroma dan rasa (pengukuran derajat keasaman),

pengamatan perubahan warna, uji organoleptik dan uji cemaran total bakteri. Pada

pengujian sifat fisik dapat diketahui bahwa semakin bertambahnya waktu

penyimpanan, maka densitas dan viskositas semakin meningkat karena tekstur

susukedelaisemakin kental dan menggumpal. Nilai pH semakin rendah

menyebabkan rasa semakin masam dan aroma semakin asam. Warna susu kedelai

yang semula putih menjadi putih kecoklatan. Pada pengujian organoleptik

diperoleh bahwa reponden (panelis) lebih menyukai susu kedelai yang diolah

dengan metode HTST. Cemaran total bakteri lebih banyak pada susu kedelai yang

diolah dengan metode pasteurisasi LTLT. Dari penelitian disimpulkan bahwa susu

kedelai yang diolah dengan metode pasteurisasi LTLT memiliki daya simpan

maksimal 13 hari dan susu kedelai yang diolah dengan metode pasteurisasi HTST

dimungkinkan memiliki daya simpan lebih dari 13 hari karena memiliki mutu

yang lebih baik daripada LTLT.