Museum Sangiran merupakan sebuah museum manusia purba yang berwibawa,
penuh reputasi, bercabang, dan berwarisan. Dengan semua sifat tersebut,
munculah berbagai fenomena yang dimiliki Museum Sangiran karena memiliki
komunikasi yang kurang optimal secara visual. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk identifikasi berbagai permasalahan yang dapat datang dengan berbagai
kekuatan yang dimiliki oleh Museum Sangiran. Metode yang penulis gunakan adalah
kualitatif deskriptif untuk mencari inti permasalahan di lapangan. Permasalahan
yang muncul setelah diteliti dapat disimpulkan sebagai permasalahan ekuitas
yang dimiliki di antara museum cabang yang dimiliki oleh Museum Sangiran. Satu
cabang dapat memiliki pengunjung yang lebih banyak yang dari 4 lainnya dan
menjadi sebuah kebiasaan yang tidak baik, tidak hanya dapat memperlambat
pertumbuhan tapi bahkan dapat merusak. Solusi yang ditawarkan dalam tugas akhir
ini adalah bagaimana identitas visual yang kohesif dan responsive dapat memberi
struktur perkenalan yang baik dan jelas untuk memberi ekuitas yang setara
diantara 5 cabang museum. Media utama yang digunakan untuk menyajikan solusi
penulis merupakan sebuah system identitas visual berisi dengan standar grafis
dan juga rincian bagaimana menggunakan identitas visual untuk memberi
komunikasi visual yang bersifat setara.