Kota Surakarta memiliki berbagai warisan seni dan budaya yang unik dan menarik. Kekayaan warisan budaya di Surakarta sendiri terbagi menjadi 2 unsur yaitu tangible yang berupa bangunan cagar budaya, contohnya seperti Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang menjadi simbol kekuasaan dan kebudayaan Jawa. Selain itu, Kota Surakarta juga memiliki kekayaan warisan budaya intangible atau warisan budaya yang tidak berupa benda seperti, Malem Selikuran. Malem Selikuran merupakan tradisi yang diselenggarakan oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada malam ke-21 bulan Ramadhan untuk menyambut malam lailatul qadar dan memperingati malam turunnya kitab suci Al-Quran. Malem Selikuran juga merupakan akulturasi dari budaya Jawa dan ajaran agama Islam. Tradisi Malem Selikuran ini dilaksanakan dengan prosesi kirab dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju Taman Sriwedari. Laporan ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan peran dan mekanisme editor dan produser dalam proses pembuatan film dokumenter. Proses pembuatan film dokumenter ini terdiri dari tiga tahap. yaitu praproduksi, produksi, pascaproduksi. Pada tahap praproduksi, penulis sebagai editor serta produser melakukan penentuan tema, melakukan observasi, membuat film statement, menentukan peran kerja, membuat budgeting editor, menentukan narasumber dan lokasi shooting, dan mencari referensi editing. Selanjutnya pada tahap produksi, penulis mengawasi berjalannya proses shooting, membantu crew dalam produksi, dan melakukan proses evaluasi. Kemudian pada tahap pascaproduksi, penulis melakukan editing film dokumenter, editing trailer, membuat desain poster, membuat lembar kerja editor, melakukan penjadwalan untuk bimbingan dengan dosen pembimbing, dan memantau kegiatan anggota tim dalam penyusunan laporan. Film dokumenter menjadi media yang efektif sebagai bentuk perwujudan dalam menyampaikan informasi tentang warisan budaya secara visual. Dalam film dokumenter ini, pengambilan gambar sangat diperhatikan dan disesuaikan dengan alur cerita utama. Pada pembuatan film dokumenter ini, produser bertanggung jawab pada keberjalanan proses shooting dari praproduksi sampai dengan pascaproduksi. Pada proses menyunting dokumenter ini penulis menggunakan transisi, seperti fade, cutaway untuk menghubungkan adegan satu ke adegan lainnya. Penulis juga memberikan teks atau caption untuk membantu penonton dalam memahami konteks informasi yang disampaikan melalui voice over. Penulis menciptakan visual yang konsisten dari dokumenter ini dengan melakukan color correction. Editor harus memadukan kreativitas dengan pemahaman mendalam tentang alur cerita pada film dokumenter. Keberhasilan film dokumenter tentu sangat bergantung pada editor untuk menghasilkan hasil akhir yang dikemas dengan runtut dan menarik.