Sebagai
bentuk variasi bahasa non-formal, slang muncul sebagai hasil adaptasi dan
kreativitas santri dalam menggunakan bahasa Arab untuk komunikasi sehari-hari. Sehingga
selain komunitas santri tidak bisa memahaminya. Oleh karena itu, tujuan
penelitian ini adalah menganalisis bentuk dan fungsi slang bahasa Arab di
Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran (PIA).
Penelitian
ini menggunakan teori bentuk slang yang diadaptasi dari Bloomfield (1933) dan Guth (1977) serta teori fungsi slang yang
diadaptasi dari Partridge (1950). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode simak dan cakap,
kemudian dianalisis dengan metode padan referensial, dan disajikan secara sampling
dengan metode formal dan informal.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa slang bahasa Arab di PIA mempunyai berbagai bentuk dan fungsi. Bentuk
slang bahasa Arab di PIA terbagi ke dalam enam kategori: singkatan, salah ucap
yang lucu, bentuk yang dipendekkan, interjeksi, bentuk figuratif, dan nama
julukan, dengan bentuk figuratif sebagai kategori dominan. Adapun fungsi slang bahasa
Arab di PIA terbagi ke dalam 15 kategori: bercanda, tampil berbeda atau
kontemporer, memperindah bahasa, menghindari pembicaraan klise atau basa-basi,
memperkaya kosakata, memperhalus sindiran atau satire, mengurangi keseriusan
percakapan, meringankan tragedi atau kesialan, menunjukkan keunggulan atau
superioritas, memudahkan hubungan sosial, menunjukkan keanggotaan dalam
kelompok, menunjukkan bahwa orang lain bukan bagian dari kelompok,
mempersingkat komunikasi, memberikan gambaran konkret dan padat, serta
keramahan dan keintiman. Penelitian ini menemukan bentuk figuratif dan fungsi
memberikan gambaran konkret dan padat menjadi bentuk dan fungsi yang digunakan paling
dominan oleh santri PIA karena satu kata
atau frasa sederhana mampu menjelaskan suatu gagasan kompleks.