Bambu merupakan salah satu HHBK yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Perhatian utama saat ini adalah pemanfaatan sebagai bahan baku industri pulp and paper. Salah satu varietas bambu yang dapat ditemukan di Indonesia adalah bambu kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat anatomi dan menentukan kualitas serat berdasarkan nilai turunan dimensi serat bambu kuning pada bagian pangkal, tengah, dan ujung. Sampel bambu dimaserasi saat keadaan kering udara. Sel penyusun dan panjang serat diamati menggunakan mikroskop dinolite. Diameter serat, diameter lumen, dan tebal dinding serat diamati menggunakan mikroskop olympus yang disambungkan dengan kamera seri Dp 70. Persentase sel penyusun dihitung menggunakan metode dot grid. Dimensi serat diukur menggunakan software imageJ. Data dimensi serat yang didapatkan dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA). Hasil uji ANOVA menunjukkan posisi aksial tidak berpengaruh nyata terhadap persentase sel penyusun, dimensi serat, dan nilai turunan dimensi bambu kuning. Serat bambu kuning bagian pangkal, tengah, dan ujung memiliki rata-rata panjang 2,8; 2,3; dan 2,4 mm. Diameter serat 13,68; 11,85; dan 11,39 µm. Diameter lumen 5,45; 3,98, dan 4,23 µm. Tebal dinding sel 4,12; 3,94; dan 3,58 µm. Bambu kuning memiliki berkas pembuluh dengan ikatan pola 4 ditandai dengan adanya dua ikatan serat. Rata-rata persentase berkas pembuluh bagian pangkal 57,52%, tengah 57,46%, dan ujung 56,65%. Rata-rata nilai RR 1,75; FP 203,80; MR 86,37; CR 0,31; FR 0,37; sehingga nilai turunan dimensi serat bambu kuning sebesar 300 (Kelas II), mengindikasikan bahwa serat bambu kuning baik digunakan sebagai bahan baku pulp and paper.