Abstrak
Pengaruh penggunaan tepung kulit buah kakao fermentasi dalam ransum terhadap produksi karkas kelinci new zealand white jantan
Oleh :
Eko Prasetiya - H0505026 - Fak. Pertanian
ABSTRAK
Kulit buah kakao merupakan limbah tanaman perkebunan yang sangat potensial sebagai bahan pakan ternak, kandungan nutrisinya dapat ditingkatkan melalui difermentasi. Kulit buah kakao setelah fermentasi mengandung protein kasar 17,21%; serat kasar 12,45%; lemak 1,9%, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran konsentrat pakan ternak.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat penggunaan tepung kulit buah kakao fermentasi dalam ransum kelinci New Zealand White jantan dan pengaruhnya terhadap produksi karkas kelinci New Zealand White jantan.
Penelitian dilaksanakan di kandang kelinci Dinas Peternakan dan Kesehatan Ternak, Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia, jalan Balekambang lor no. 3 Surakarta, selama 7 minggu mulai tanggal 3 Agustus sampai 13 September 2009.
Materi yang digunakan adalah kelinci New Zealand White jantan berumur ± 2 bulan dengan berat rata-rata 851,25 ± 81,45 g sebanyak 16 ekor. Ternak kelinci dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 4 ulangan dengan 1 ekor tiap ulangan, setiap perlakuan diambil 2 ekor kelinci secara acak sebagai sampel untuk mengetahui produksi karkasnya. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah.
Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan (rumput lapang), konsentrat (bekatul, tepung ikan, menir jagung, BR1, premix) dan kulit buah kakao fermentasi. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut P0 = (60 % Hijauan + 40 % Konsentrat + 0 % TKBKF), P1 = (60 % Hijauan + 30 % Konsentrat + 10 % TKBKF), P2 = (60 % Hijauan + 20 % Konsentrat + 20 % TKBKF), P3 = (60 % Hijauan + 10 % Konsentrat + 30 % TKBKF). Parameter yang diamati adalah bobot potong, berat karkas, persentase karkas, berat non karkas, persentase non karkas, berat daging, rasio daging dan tulang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata dari keempat macam perlakuan untuk P0, P1, P2, P3 berturut-turut untuk bobot potong : 1497,5; 1316,0; 1245,0 dan 1129,5 g, berat karkas : 722,5; 599,0; 560,5 dan 500,0 g, persentase karkas : 48,24; 45,55; 44,97; dan 44,79 %, berat non karkas : 775,0; 717,0; 684,5 dan 629,5 g, persentase non karkas : 51,76; 54,45; 55,03 dan 55,20 %, berat daging : 496,5; 407,0; 384,0 dan 339,5 g, rasio daging dan tulang : 2,19; 2,13; 2,185; dan 2,10. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan tepung kulit buah kakao fermentasi dalam ransum berpengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot potong, berat karkas, persentase karkas, berat non karkas, persentase non karkas, berat daging, rasio daging dan tulang.
Kesimpulan penelitian ini, bahwa penggunaan tepung kulit buah kakao fermentasi sampai taraf 30 % tidak berpengaruh terhadap peningkatan produksi karkas kelinci New Zealand White jantan.
Kata kunci : kelinci New Zealand White jantan, tepung kulit buah kakao fermentasi (TKBKF), produksi karkas