Tradisi Malam Selikuran merupakan bentuk intangible cultural heritage (warisan budaya tak benda) yang ada di Surakarta. Tradisi ini dilaksanakan oleh Keraton Surakarta untuk menyambut malam Lailatul qadar yang menurut ajaran agama Islam adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalam film dokumenter “The Holy Night of Selikuran” ini menceritakan tentang sejarah dan rangkaian prosesi acara tradisi Malam Selikuran di Keraton Surakarta. Laporan ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan peran penulis naskah dalam setiap proses produksi film dokumenter.
Proses produksi film dokumenter ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi, penulis melakukan riset, membuat treatment, menulis naskah, serta menyusun interview guide. Selanjutnya pada tahap produksi, penulis bekerja sama dengan sutradara untuk melakukan brifieng kepada narasumber dan stand by di lokasi. Tahap terakhir pasca produksi, penulis melakukan revisi ulang dan menambahkan narasi voice over pada naskah untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan.
Film dokumenter merupakan film yang berisikan serangkaian kejadian nyata dari peristiwa yang terjadi. Oleh sebab itu, penulis naskah memiliki tanggung jawab dalam memastikan setiap informasi dan data yang termuat dalam film dokumenter sudah berasal dari sumber yang kredibel. Kesesuaian cerita dan informasi menjadi landasan utama dalam penyajian film dokumenter, agar nantinya makna yang terkandung dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat luas.