Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya
capaian Modern Contraceptive Prevelance Rate (mCPR) di Kabupaten
Boyolali yang belum mencapai target RPJMD, serta tingkat partisipasi pria dalam
program vasektomi yang hanya 0,29%. Kondisi ini menunjukkan adanya tantangan dalam optimalisasi peran
Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis peran OPD dalam upaya meningkatkan partisipasi
vasektomi dan mengidentifikasi upaya peningkatannya. Metode yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-empiris. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi,
dan studi kepustakaan, kemudian dianalisis menggunakan kerangka teori peran. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan
antara peran yang diresepkan (prescribed role) OPD sebagai koordinator
strategis dengan wujud perilakunya (role performance) yang cenderung
berintensitas rendah. Hal ini menimbulkan
tekanan peran (role strain) pada Penyuluh KB di lapangan disimpulkan bahwa peran OPD belum optimal. Oleh karena itu,
diperlukan upaya peningkatan peran yang strategis melalui tiga area yaitu,
penguatan edukasi dan komunikasi, peningkatan fasilitasi dan dukungan
operasional, serta penguatan sistem pembinaan bagi PKB.