Abstrak


Uji Kemampuan Bakteri dalam Mendegradasi Limbah Mikroplastik pada Air Laut dan Air Irigasi


Oleh :
Adinda Fitria Ainayah - H0221001 - Fak. Pertanian

Pencemaran mikroplastik, merupakan salah satu ancaman serius terhadap lingkungan perairan, termasuk air laut dan air irigasi, yang berdampak negatif pada ekosistem dan rantai makanan. Pada sektor pertanian mikroplastik yang terdapat pada air irigasi diduga dapat menghambat serapan nutrisi oleh tanaman. Metode biodegradasi menggunakan bakteri pendegradasi plastik menjadi salah satu solusi ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan beberapa jenis bakteri dalam menurunkan konsentrasi mikroplastik pada air laut dan air irigasi, mempelajari jenis mikroplastik yang mudah didegradasi, mengidentifikasi bakteri paling efektif, serta melihat pengaruh perlakuan terhadap parameter pH, salinitas, dan kadar oksigen terlarut (DO). Parameter yang diamati adalah: pH (elektrometri), salinitas (elektrometri), oksigen terlarut (elektrometri), kepadatan populasi bakteri (angka lempeng total), dan degradasi plastik. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan rancangan faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL), melibatkan tiga faktor: jenis air (air laut dan air irigasi), isolat bakteri (tanpa isolat bakteri, Bacillus anthracis, Bacillus cereus, dan Luteimonas sp.), serta jenis plastik (plastik mulsa, plastik polybag, plastik karung pupuk, dan plastik sedotan), dengan total 64 satuan percobaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan mampu menurunkan bobot mikroplastik, dengan tingkat degradasi tertinggi pada jenis plastik polybag sebesar 0,22%, plastik karung pupuk dan plastik sedotan masing-masing 0,21%, serta plastik mulsa sebesar 0,14?lam waktu 20 hari. Bakteri Bacillus anthracis menunjukkan efektivitas tertinggi dengan rata-rata degradasi sebesar 0,3%. Kepadatan populasi bakteri merupakan parameter yang paling berperan dalam proses degradasi. pH awal masih dalam batas baku mutu, namun menurun setelah perlakuan, dengan kisaran penurunan 4,15%–18,90% pada air laut dan 1,17%–16,27% pada air irigasi. Salinitas meningkat pada seluruh perlakuan; air laut dengan kisaran peningkatan 4,53%-18,79%, dan air irigasi pada kisaran peningkatan 41,67%-54,17%. Dissolved Oksigen awal sangat rendah, namun setelah perlakuan Dissolved Oxygen mengalami peningkatan pada kisaran 47,06%-188,24% pada air laut dan pada kisaran 5,71%-240% pada air irigasi, walau belum mencapai standar baku mutu. Penelitian ini menyimpulkan, metode biodegradasi menggunakan isolat bakteri efektif menurunkan kandungan mikroplastik dalam air laut dan air irigasi. Bakteri Bacillus anthracis menjadi agen paling potensial, dengan jenis plastik polybag paling mudah terdegradasi. Perlakuan juga berdampak pada kualitas air, meskipun belum seluruh parameter mencapai standar yang ditetapkan.