Abstrak


Penguatan Karakter Kesopanan melalui Budaya 5S dan Pembiasaan Ibadah dalam Pembentukan Civic Disposition Peserta Didik (Studi Kasus di SMP Negeri 24 Surakarta)


Oleh :
Maetha Hendra Ardila - K6421046 - Fak. KIP

Maetha Hendra Ardila. K6421046. Pembimbing: Dr. Rini Triastuti S.H., M.Hum. PENGUATAN KARAKTER KESOPANAN MELALUI BUDAYA 5S DAN PEMBIASAAN DALAM PEMBENTUKAN CIVIC DISPOSITION PESERTA DIDIK (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 24 SURAKARTA). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juli 2025.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi penguatan karakter kesopanan melalui budaya 5S dan pembiasaan ibadah dalam pembentukan civic disposition peserta didik di SMP Negeri 24 Surakarta. (2) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat penguatan karakter kesopanan melalui budaya 5S dan pembiasaan ibadah dalam pembentukan civic disposition peserta didik di SMP Negeri 24 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, studi dokumen dan angket. Pengujian validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data  dengan menggunakan teknik analisis interaktif. Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penguatan kesopanan melalui budaya 5S dan pembiasaan ibadah dalam pembentukan civic disposition peserta didik di SMP Negeri 24 Surakarta telah dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan rutin yang mendorong siswa untuk membiasakan diri bersikap sopan santun, hormat, dan religius. Budaya 5S ditanamkan melalui keteladanan guru, pengawasan harian, serta pembiasaan dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah. Pembiasaan ibadah dilaksanakan melalui kegiatan keagamaan seperti tadarus, salat dhuha, dan peringatan hari besar keagamaan. Semua ini berkontribusi dalam membentuk sikap civic disposition khususnya pada dimensi kesopanan siswa. Kesopanan di SMP Negeri 24 Surakarta diwujudkan dalam bentuk bertindak sesuai tata krama. Hal ini tidak hanya berlangsung dalam kegiatan formal pembelajaran, tetapi juga melalui interaksi harian di lingkungan sekolah. Hasil kuesioner yang diberikan kepada 75 responden menunjukkan bahwa tingkat kesopanan peserta didik di SMP Negeri 24 Surakarta berada pada kategori tinggi.  2) Faktor pendukung meliputi: a) keteladanan guru; b) kerja sama  semua warga sekolah; c) kerja sama orang tua. Sedangkan faktor penghambat meliputi: a) kesadaran siswa; b) Keterbatasan peran guru dalam pemantauan dan pembinaan harian; c) kurangnya peran dan dukungan orang tua.