Motivasi
petani dalam penerapan teknik sambung pucuk pada tanaman alpukat di Kecamatan
Musuk, Kabupaten Boyolali perlu untuk dikaji. Hal ini dikarenakan untuk menganalisis
tingkat motivasi petani dalam penerapan teknik sambung pucuk pada tanaman
alpukat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Musuk, Kabupaten
Boyolali. Sambung pucuk pada tanaman alpukat merupakan metode perbanyakan
vegetatif dengan menggabungkan batang atas dengan batang bawah dengan tujuan
untuk memperbaiki kualitas dan produktivitas dari tanaman alpukat.
Faktor-faktor tersebut meliputi pendidikan nonformal, pendapatan petani, produktivitas tanaman, keunggulan
bibit, waktu produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, lingkungan
ekonomi, dan lingkungan sosial. Metode penelitian
yang digunakan adalah kuantitatif, dengan lokasi penelitian di Kecamatan Musuk,
Kabupaten Boyolali. Populasi penelitian adalah seluruh anggota kelompok tani
budidaya alpukat yang berada di Kecamatan Musuk. Sampel berjumlah 83 responden,
terdiri dari petani alpukat yang sudah dan belum menerapkan teknik sambung
pucuk yang diperoleh menggunakan proportional random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pendidikan nonformal, pendapatan
petani, keunggulan bibit, waktu produksi, lingkungan ekonomi, dan lingkungan
sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi petani dalam
penerapan teknik sambung pucuk, sedangka produktivitas tanaman dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit tidak berpengaruh signifikan secara parsial. Secara simultan,
pendidikan nonformal, pendapatan petani, produktivitas tanaman, keunggulan
bibit, waktu produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, lingkungan
ekonomi, dan lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap motivasi petani
dengan kontribusi sebesar 89,9%. Tingkat motivasi petani secara keseluruhan
berada pada kategori tinggi, didorong oleh kebutuhan eksistensi, kebutuhan
berhubungan, dan kebutuhan pertumbuhan.