Abstrak


Motivasi Petani dalam Penerapan Teknik Sambung Pucuk pada Tanaman Alpukat di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali


Oleh :
Dhea Fadilah Rizki - H0421080 - Fak. Pertanian

Motivasi petani dalam penerapan teknik sambung pucuk pada tanaman alpukat di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali perlu untuk dikaji. Hal ini dikarenakan untuk menganalisis tingkat motivasi petani dalam penerapan teknik sambung pucuk pada tanaman alpukat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Sambung pucuk pada tanaman alpukat merupakan metode perbanyakan vegetatif dengan menggabungkan batang atas dengan batang bawah dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas dan produktivitas dari tanaman alpukat. Faktor-faktor tersebut meliputi pendidikan nonformal, pendapatan petani, produktivitas tanaman, keunggulan bibit, waktu produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, lingkungan ekonomi, dan lingkungan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan lokasi penelitian di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Populasi penelitian adalah seluruh anggota kelompok tani budidaya alpukat yang berada di Kecamatan Musuk. Sampel berjumlah 83 responden, terdiri dari petani alpukat yang sudah dan belum menerapkan teknik sambung pucuk yang diperoleh menggunakan proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pendidikan nonformal, pendapatan petani, keunggulan bibit, waktu produksi, lingkungan ekonomi, dan lingkungan sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi petani dalam penerapan teknik sambung pucuk, sedangka produktivitas tanaman dan ketahanan terhadap hama dan penyakit tidak berpengaruh signifikan secara parsial. Secara simultan, pendidikan nonformal, pendapatan petani, produktivitas tanaman, keunggulan bibit, waktu produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, lingkungan ekonomi, dan lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap motivasi petani dengan kontribusi sebesar 89,9%. Tingkat motivasi petani secara keseluruhan berada pada kategori tinggi, didorong oleh kebutuhan eksistensi, kebutuhan berhubungan, dan kebutuhan pertumbuhan.