;
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh digitalisasi terhadap kinerja Environmental, Social, and Governance(ESG) pada sektor perbankan di negara berkembang, dengan kualitas institusi sebagai variabel moderasi. Digitalisasi melalui pemanfaatan big data, blockchain, kecerdasan buatan, dan cloud computing telah mendorong transformasi sektor keuangan, meningkatkan efisiensi operasional, memperluas inklusi keuangan, serta memperkuat transparansi dalam pelaporan ESG. Namun, penerapannya di negara berkembang menghadapi tantangan berupa keterbatasan infrastruktur, literasi digital yang rendah, dan biaya investasi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi berpengaruh positif terhadap kinerja ESG bank di negara berkembang. Teknologi digital mampu meningkatkan transparansi tata kelola, memperluas jangkauan layanan keuangan sebagai wujud inklusi sosial, serta mendukung efisiensi penggunaan sumber daya dalam aspek lingkungan. Meski demikian, hubungan digitalisasi dan ESG tidak selalu linier. Adopsi yang terlalu rendah memberikan dampak terbatas, sedangkan adopsi berlebihan justru meningkatkan jejak karbon akibat konsumsi energi tinggi dari pusat data. Lebih lanjut, kualitas institusi terbukti memoderasi hubungan digitalisasi dan ESG. Negara dengan regulasi kuat, transparansi tinggi, serta stabilitas kebijakan mampu memaksimalkan manfaat digitalisasi terhadap kinerja ESG, sementara negara dengan kelembagaan lemah mengalami keterbatasan dampak positif tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dengan memperluas literatur mengenai interaksi digitalisasi dan ESG di negara berkembang, serta kontribusi praktis bagi regulator dan industri keuangan untuk merancang strategi transformasi digital yang tidak hanya berorientasi pada efisiensi, tetapi juga mendukung keberlanjutan. Dengan demikian, digitalisasi dapat menjadi katalis keberlanjutan di sektor perbankan, sekaligus meningkatkan daya saing bank di pasar global.