Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat masih
menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh rata-rata lama sekolah (RLS) dan
pengangguran terbuka terhadap kemiskinan dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) berbasis data
kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2024 yang mencakup 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RLS berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemiskinan dengan nilai koefisien -3,201 dan signifikansi
0,001. Hal ini berarti peningkatan satu tahun rata-rata lama sekolah dapat
menurunkan jumlah penduduk miskin sekitar 3 ribu jiwa. Sebaliknya, pengangguran terbuka berpengaruh positif dan signifikan dengan
nilai koefisien 0,646 dan signifikansi 0,000, yang menunjukkan bahwa setiap
tambahan 100 penganggur dapat meningkatkan jumlah penduduk miskin sekitar 65
orang. Uji Sobel menunjukkan bahwa pengangguran terbuka tidak memediasi pengaruh RLS terhadap kemiskinan sehingga pengaruh
pendidikan lebih dominan secara langsung. Penelitian ini menyarankan agar
pemerintah memperkuat bidang pendidikan dengan memastikan wajib belajar 12
tahun, meningkatkan mutu dan pendidikan vokasional yang sesuai dengan pasar
kerja, serta pada bidang ketenagakerjaan menciptakan lapangan kerja layak
melalui pelatihan keterampilan dan perluasan kesempatan kerja formal.