Kacang hijau berperan penting dalam
bidang pertanian dan pemenuhan bahan pangan khususnya di negara berkembang. Komoditas
ini dijadikan sebagai sumber pangan kacang-kacangan karena kandungan protein
yang ada di dalamnya. Produksi kacang hijau di tiap tahunnya juga masih
mengalami penurunan. Penyebab utama dari penurunan produksi kacang hijau di
Indonesia adalah: ketersediaan lahan budidaya yang terbatas dan rendahnya
produktivitas lahan. Peningkatan produktivitas lahan kacang hijau dapai dicapai
dengan penanaman secara tumpangsari dengan tanaman lain. Salah satu hal penting
yang dipelajari adalah bagaimana pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau
pada sistem tumpang sari dilahan kering.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Gemawang, Kecamatan Ngadirejo pada bulan November 2024 sampai dengan April 2025.
Penelitian ini menggunakan rancancangan petak tunggal satu faktor yaitu pola
tanam. Faktor yang digunakan memiliki empat taraf yaitu: monokultur kacang
hijau, tumpangsari kacang hijau + jagung, tumpangsari kacang hijau + wijen,
tumpangsari kacang hijau + jagung + wijen.
Variabel pengamatan diantaranya iklim mikro (intenditas sinar mahatari,
suhu, kelembaban udara, kelembaban tanah,
curah hujan, Tinggi tanaman,
Jumlah daun, Panjang akar, Volum akar, Berat brangkasan segar, Berat brangkasan
kering, Jumlah polong, Berat Polong, Berat biji segar, Berat biji kering, Berat
100 biji, Nisbah Kesetaraan Lahan, Nilai ekonomi hasil panen. Data hasil
pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji t dengan taraf 5%.
Pemberian perlakuan tumpangsari di lahan
kering memiliki kecenderungan menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
hijau. Meskipun demikian, Pemberian perlakuan tumpangsari jagung + kacang hijau
dan tumpang sari jagung + kacang hijau + wijen dapat memberikan nilai tertinggi
pada Nisbah Kesetaraan Lahan.