Beton memadat sendiri atau Self-Compacting Concrete (SCC) merupakan jenis beton inovatif yang mampu mengalir dan memadat secara mandiri tanpa getaran mekanis, yang lebih efektif digunakan pada struktur dengan kerapatan tulangan tinggi. Performa beton juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan fly ash sebagai bahan tambahan karena merupakan material pozzolan yang mampu meningkatkan kekuatan jangka panjang. Selain itu, abu batu sebagai limbah hasil pemecahan batu (stone crusher) berpotensi menjadi substitusi agregat halus seperti pasir, karena karakteristiknya yang lebih halus dan dapat bertindak sebagai filler. Evaluasi mutu beton dilakukan melalui pengujian kuat tekan secara destruktif, sedangkan pendekatan maturitas beton digunakan untuk memprediksi perkembangan kekuatan beton berdasarkan suhu dan waktu secara tidak langsung, sehingga dapat mendukung kontrol mutu di lapangan secara lebih efisien. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kemampuan metode maturitas dalam memprediksi kekuatan tekan beton.
Metode penelitian dilakukan melalui uji eksperimental di laboratorium. Benda uji beton yang digunakan berjumlah 48 dengan variasi kadar abu batu 0%; 8%; 16%; dan 24?ri berat binder, dengan masing-masing kadar sebanyak 12 benda uji. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Pengujian dilakukan dengan metode destruktif menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM) pada umur 7, 14, dan 28 hari untuk memperoleh nilai kuat tekan aktual. Sebelumnya pengujian suhu dilakukan pada rentang waktu 1 jam untuk 24 jam pertama, dan pada rentang waktu 1 hari untuk umur 1 sampai 28 hari. Data suhu yang didapat lalu digunakan untuk menghitung nilai maturitas. Berdasarkan data kuat tekan aktual dan nilai maturitas yang diperoleh, dilakukan perhitungan dengan pendekatan logaritmis untuk mengetahui nilai kuat tekan hasil prediksi metode maturitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan variasi kadar abu batu 8%; 16%; dan 24%; menghasilkan persentase selisih peningkatan kuat tekan beton berturut-turut mencapai 60%; 42%; dan 41. Metode prediksi persamaan logaritmis dalam kurva hubungan kuat tekan- maturitas pada beton dengan variasi kadar abu batu 0%; 8%; 16%; dan 24%; menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) secara berturut-turut sebesar 0,9994; 0,8740; 0,8926; dan 0,8382. Perbandingan nilai kuat tekan beton antara hasil pengujian destructive test dengan non destructive test pada penggunaan kadar abu batu 0%; 8%; 16%; dan 24%; mencapai persentase rata-rata selisih sebesar 0,55%; 4,93%; 4,65%; dan 3,51%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode maturitas cukup akurat untuk memprediksi peningkatan nilai kuat tekan beton.