Abstrak


PEMBENTUKAN MAKNA KESADARAN MULTIKULTURAL DALAM PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA MERDEKA : ANALISIS INTERAKSIONISME SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD


Oleh :
Sevira Dyah Kriswara - K8421062 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan strategi adaptasi mahasiswa terhadap budaya baru hingga membentuk kesadaran multikultural, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial mahasiswa dalam dengan mahasiswa dari budaya lain hingga membentuk kesadaran multikultural, (3) memahami makna dari pengalaman mahasiswa peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dalam membentuk kesadaran multikultural melalui interaksi interaksi lintas budaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi fenomenologi, dan dianalisis menggunakan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead. Sumber data penelitian ini meliputi informan (mahasiswa peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka UNS), dan dokumen (dokumen resmi panduan pelaksanaan program, publikasi akademik berupa artikel dan jurnal). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber. Hasil penelitian proses terbentuknya kesadaran multikultural terjadi secara bertahap melalui serangkaian pengalaman interaksi lintas budaya. Strategi adaptasi mahasiswa terhadap budaya baru, terjadi melalui proses penyesuaian pola komunikasi dan perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa dengan memahami simbol dan kebiasaan lokal. Dalam proses interaksi lintas budaya, mahasiswa juga menghadapi berbagai hambatan seperti perbedaan bahasa dan cara komunikasi. Namun, hambatan tersebut dapat diatasi dengan adanya faktor-faktor pendukung, yaitu dukungan lingkungan sosial dari dosen, LO, mahasiswa sesama peserta program, mahasiswa lokal, dan masyarakat lokal. Selanjutnya, makna dari pengalaman mahasiswa berinteraksi dengan keberagaman budaya, terbentuk melalui tahapan reflektif. Mahasiswa merefleksikan pengalaman langsung hingga menyadari pentingnya sikap terbuka dan saling menghargai terhadap keberagaman budaya. Temuan tersebut sejalan dengan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead, yang menjelaskan kesadaran diri terbentuk melalui proses interaksi sosial yang berlangsung secara bertahap. Dalam penelitian ini, proses adaptasi, interaksi sosial, dan refleksi yang menggambarkan pembentukan diri dimulai dari respon spontan (I), penyesuaian terhadap norma sosial (Me), internalisasi nilai dan norma (Generalized other) yang akhirnya mendorong mahasiswa pembentukan self sebagai wujud kesadaran multikultural.