Nasroha Dewi Anjani Lestari. K1220051. Pembimbing I: Dr. Edy Suryanto, M.Pd. Pembimbing II: Prof. Dra. Ani Rakhmawati, M.A., Ph.D. TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA FILM BUDI PEKERTI KARYA WREGAS BHANUTEJA SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI AJAR TEKS DRAMA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2025.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan (1) bentuk tindak tutur direktif yang terdapat pada film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja, (2) fungsi tindak tutur direktif pada film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja, dan (3) pemanfaatan bentuk dan fungsi tindak tutur direktif sebagai materi ajar teks drama di Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi. Sumber data penelitian ini meliputi dialog pada film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja dan informan (guru bahasa Indonesia dan siswa kelas XI). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan simak catat dan wawancara mendalam secara langsung. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi teori dan triangulasi sumber data. Analisis data dengan menggunakan analisis mengalir. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bentuk tindak tutur direktif dalam dialog film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja ditemukan ada enam bentuk yakni perintah, permintaan, ajakan, nasihat, kritikan, dan larangan. Bentuk permintaan paling dominan ditemukan 55 tuturan, hal ini dikarenakan dalam dialog film banyak menuturkan kalimat permintaan maaf, permintaan melakukan sesuatu hal, permintaan untuk meminta tolong, permintaan menawarkan sesuatu, dan permintaan mengharapkan sesuatu. Kedua, ditemukan 28 fungsi tindak tutur direktif pada film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja, yaitu bentuk perintah memiliki fungsi memerintah, menyuruh, mengharuskan, menginstruksi, meminjam, dan menyilakan. Bentuk permintaan memiliki fungsi meminta, memohon, mengharap, dan menawarkan. Bentuk ajakan memiliki fungsi mengajak, mendorong, merayu, mendukung, mendesak, menuntut, dan menargetkan. Bentuk nasihat memiliki fungsi menasihati, menganjurkan, mengerahkan, menyerukan, dan mengingatkan. Bentuk kritikan memiliki fungsi menegur, menyindir, marah, dan mengecam. Bentuk larangan hanya ditemukan fungsi melarang. Fungsi memohon dan meminta ditemukan paling banyak yaitu 22 tuturan. Hal ini terjadi karena terdapat banyak tuturan maaf, tolong, dan konteks yang bermaksud agar lawan tutur mengabulkan tuturan yang dituturkan penutur. Ketiga, hasil kajian tindak tutur direktif film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja dapat diterapkan sebagai materi ajar kelas XI untuk menganalisis isi dan unsur pembangun dalam teks drama. Hal ini dikarenakan film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja menggunakan alur yang dapat dijadikan untuk mendukung pembelajaran karakter, etika, dan kesantunan bagi peserta didik.