Program Roots merupakan kebijakan distributif untuk
mencegah perundungan melalui penguatan peran siswa sebagai Agen Perubahan. Kasus
perundungan mayoritas terjadi di tingkat SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kinerja implementasi Program Roots khususnya pada tahap sosialisasi dan delivery
activities di SMP Negeri 7 Surakarta. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif dengan menggunakan indikator akses, cakupan, frekuensi,
bias, ketepatan layanan, akuntabilitas, dan kesesuaian program dengan
kebutuhan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dan studi
dokumentasi, serta validitas data diuji melalui triangulasi sumber data. Data
dianalisis dengan teknik analisis interaktif melalui tiga tahapan, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja implementasi kebijakan Program Roots berdasarkan
ketujuh indikator belum terlaksana dengan sempurna. Pada indikator akses
ditunjukkan dengan terpenuhinya fasilitas yang tersedia, termasuk konsumsi dan
informasi yang terbuka. Namun, masih mengalami kendala pada literasi digital
dan saluran pelaporan. Selanjutnya, indikator cakupan juga terkendala dengan
jumlah Agen Perubahan yang terbatas untuk menjangkau seluruh peserta didik. Sementara
itu, indikator frekuensi ditunjukkan melalui kegiatan inti yang konsisten
sesuai petunjuk pelaksanaan program. Indikator bias relatif kecil karena target
sasaran tepat pada Agen Perubahan, meski fasilitasi antar kelompok bervariasi
khususnya dalam distribusi sertifikat bagi Agen Perubahan. Indikator ketepatan
layanan tercapai sesuai dengan jadwal dan tidak ada keterlambatan kecuali pada
distribusi sertifikat bagi Agen Perubahan. Indikator akuntabilitas terjaga
secara prosedural melalui laporan resmi, namun pengawasan eksternal, yaitu dari
Dinas Pendidikan belum optimal. Serta indikator kesesuaian program dengan
kebutuhan relevan dengan isu bullying verbal yang terjadi di lingkungan
sekolah. Dengan demikian, meskipun isu perundungan sudah dikenalkan di sekolah
melalui Program Roots, tetapi implementasinya belum berhasil mencegah perundungan
secara menyeluruh di SMP Negeri 7 Surakarta.