ABSTRAK
Porang (Amorphophallus
muelleri Blume) merupakan
tanaman potensial dengan nilai ekonomi tinggi. Peningkatan produksi porang diperlukan untuk mengimbangi permintaan pasar
yang tinggi. Keberhasilan budidaya porang
ditentukan beberapa faktor yaitu cara budidaya dan
kondisi lingkungan. Bulbil digunakan sebagai bahan tanam perbanyakan porang
karena menghasilkan pertumbuhan lebih
cepat. Pemupukan menggunakan pupuk organik untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dan menjaga kualitas lahan sehingga berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ukuran bulbil dan variasi
dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan porang. Penelitian dengan percobaan dilaksanakan pada bulan November 2021
sampai Maret 2022 bertempat di Rumah Kaca Laboratorium Pertanian Jumantono
terletak pada letak geografis 7°37'48.82" LS dan 110°56'52.17" BT
dengan ketinggian 186,7 mdpl. Rancangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL) dengan dua faktor secara faktorial. Faktor pertama yaitu ukuran
bulbil (diameter) dengan 3 taraf terdiri atas kecil (kurang dari 1,5 cm); sedang (1,5
- 2,5 cm) dan besar (lebih dari 2,5 cm). Faktor kedua
yaitu dosis pupuk organik dengan 4 taraf terdiri atas
kontrol (tanpa pupuk), 10 ton/ha (0,25 kg/polybag); 20 ton/ha (0,5
kg/polybag) dan 30 ton/ha (0,75 kg/polybag). Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, panjang daun, lebar daun,
jumlah daun, kandungan klorofil, diameter hasil bulbil, jumlah hasil bulbil dan
jumlah anakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan tanam bulbil ukuran sedang
pertumbuhan tanaman optimal, namun bulbil ukuran kecil tertinggi dalam jumlah anakan. Dosis pupuk organik dosis 30
ton/ha pertumbuhan tanaman optimal, namun dosis pupuk organik 10
ton/ha hasil bulbil dan jumlah anakan. Antara
ukuran bulbil sebagai bahan tanam dan
dosis pupuk organik tidak berinteraksi.