Padi (Oryza sativa)
merupakan komoditas yang sangat penting di Indonesia karena menjadi sumber
bahan pangan pokok, namun produktivitasnya sering terhambat oleh penyakit,
salah satunya adalah busuk pelepah yang disebabkan oleh Sarocladium oryzae. Penyakit busuk pelepah (Sarocladium oryzae)
merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi yang dapat menyebabkan
kehilangan hasil hingga 30–100% pada varietas rentan. Penggunaan agens hayati
seperti Pseudomonas
fluorescens melalui metode seed
coating dinilai sebagai salah satu alternatif pengendalian ramah
lingkungan yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas seed coating
benih padi dengan isolat P.
fluorescens dalam mengendalikan penyakit busuk pelepah serta
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
Penelitian dilaksanakan
pada Oktober 2021–Februari 2022 di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (BBPOPT) Karawang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan lima ulangan dan empat perlakuan: tanpa perlakuan (kontrol), isolat P. fluorescens asal putri
malu (PM), bambu (BM), dan IPB. Parameter yang diamati meliputi insidensi
penyakit, efektivitas pengendalian, laju infeksi, LBKPP, daya kecambah, tinggi
tanaman, jumlah anakan, berat gabah, dan produktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa P. fluorescens isolat putri malu memiliki efektivitas pengendalian tertinggi terhadap penyakit busuk pelepah sebesar 27,50%. Laju infeksi dan nilai LBKPP terendah juga diperoleh dari perlakuan tersebut (12,46?n 178,80%). Perlakuan P. fluorescens meningkatkan daya kecambah hingga 98,5%, tinggi tunas mencapai 7,49 cm, dan panjang akar 10,76 cm. Isolat asal bambu menghasilkan tinggi tanaman tertinggi sebesar 97,60 cm dan produktivitas tertinggi yaitu 3,26 ton.ha-1, berbeda nyata dibanding kontrol (2,63 ton.ha-1). Secara keseluruhan, aplikasi P. fluorescens melalui seed coating menunjukkan potensi dalam menekan perkembangan penyakit dan meningkatkan hasil tanaman padi.