;
Latar Belakang: Gangguan tidur merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien Borderline Personality Disorder (BPD), dengan implikasi serius terhadap regulasi emosi dan kualitas hidup. Intervensi non-farmakologis seperti guided imagery dipandang potensial dalam memperbaiki kualitas tidur melalui mekanisme relaksasi, penurunan kecemasan, serta pengaturan sistem saraf otonom. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengaruh guided imagery terhadap kualitas dan arsitektur tidur pada pasien BPD.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
desain pendekatan studi kasus ekploratif. Subjek adalah pasien BPD dengan keluhan utama gangguan tidur
yang menjalani intervensi guided imagery
selama 2 minggu, dilakukan setiap hari 30 menit sebelum tidur. Data diperoleh
melalui wawancara mendalam, instrumen PSQI, serta hasil pemeriksaan
polisomnografi. Analisis dilakukan dengan pendekatan tematik untuk
mengidentifikasi perubahan subjektif dan objektif yang relevan.
Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan intervensi guided imagery pada individu
dengan BPD menunjukkan perbaikan pada kualitas tidur subjektif yang diukur
melalui PSQI (dari skor 12-15 menjadi 9). Sedangkan hasil pemeriksaan
polisomnografi menunjukkan hasil yang bervariatif pada perubahan parameter
tidur objektif. Pasca intervensi subjek I mengalami peningkatan TST, SE dan
tidur NREM N3 tetapi kehilangan tidur REM. Subjek II mengalami penurunan SE dan
jumlah arousal, perbaikan latensi REM serta proporsi tidur yang dipertahankan.
Subjek III mengalami penurunan TST dan SE secara drastis, peningkatan WASO
meskipun jumlah arousal menurun.
Kesimpulan: Guided
imagery berpotensi menjadi intervensi non-psikofarmaka yang bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas tidur subjektif pada pasien BPD
Kata Kunci: Borderline Personality Disorder, gangguan tidur, Guided imagery, polisomnografi, PSQI