Abstrak


Pemerintah darurat militer Surakarta dan dampaknya terhadap pemerintahan kota Surakarta tahun 1948-1950


Oleh :
Andi Nurma Utamawan - C0505006 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK 2010. Skripsi : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian tentang kondisi Pemerintahan Darurat Militer pada masa Agresi Militer Belanda II ini bertujuan : 1) Menjelaskan latar belakang terjadinya Pemerintah Darurat Militer tahun 1948-1950, 2) Menjelaskan pengaruh dari adanya Pemerintah Darurat Militer tersebut terhadap Pemerintahn kota Surakarta, 3) Menjelaskan akhir pendudukan pasukan pemerintah Belanda di Surakarta tahun 1950. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga metode penelitian yang dipergunakan adalah metode sejarah. Metode Sejarah ini meliputi Heuristik, Kritik Sumber Ekstern dan Intern, Interpretasi dan Historiografi. Analisa Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu analisa yang memaparkan ataupun menggambarakan suatu peristiwa didasarkan pada hubungan sebab akibat dari suatu fenomena historis dalam situasi tertentu. Analisa data ini diperloeh dari dokumen, surat kabar maupun studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Darurat Militer yang berlaku di seluruh Jawa, termasuk kota Surakarta merupakan suatu dampak dari adanya Agresi Militer Belanda II yang menduduki Ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta. Pendudukan wilayah Republik Indonesia oleh pasukan Belanda ini membuat pemerintahan yang berlaku sebelum adanya Agresi Militer Belanda II menjadi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berdasar atas inisiatif dari pihak militer, maka di wilayah kota Surakarta diupayakan untuk mendirikan suatu pemerintahan geilya untuk menandingi atau bahkan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Belanda yang menduduki wilayah kota Surakarta. Pemerintah Gerilya yang dibentuk oleh para pejuang dan pemuda di Kota Surakarta tersebut pada akhirnya mampu menjalankan tugas-tugas pemerintah gerilya sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh pihak-pihak yang mendukung perjuangan rakyat Indonesia. Pemerintah Gerilya di kota Surakarta memiliki struktur dan aktivitas yang jelas dan berani untuk tetap mempertahankan wilayah dan harga diri bangsa Indonesia pada umumnya dan wilayah kota Surakarta pada khususnya. ABSTRACT 2010. Thesis. Major of History, Faculty of Letters and Fine Arts. Sebelas Maret University. This research describes about the condition of Emergency Military Government in the second Dutch Agression. This research is aimed, 1) To explane the background of Emergency Military Government on 1948-1950, 2) To explain the affects of Emergency Military to the Surakarta Government, 3) To explain the last Dutch occupied in Surakarta 1950. This research based on history observation, so the research method used is history method. It can be Heuristict, ekstern criticism and intern criticism, interpretation and historiography. The data analysis is belong to descriptif analysis which describes event based on cause and effect analogy and the history phenomena. This analysis can be found from the document, news paper and literary studies. The results of this research shows that Emergency Military Government over the Java Island and also Surakarta, is the affect of second agression of Dutch which conquered in the capital city Yogyakarta. The government which has goverened before, now not work after the agression. The Military Government inisiatefely to make a Emergency Government to face the Dutch invasion in Surakarta. The Emergency Govenment Military which is made by the strugles and the younger can run well. The Emergency Govenment has a clear structure and activities in order to keep the soil and selfvalue as the Indonesian in the broad sense and the people of Surakarta in the small sense.