Abstrak
Isolek Jawa di Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen : kajian dialektologis
Oleh :
Ngumarno - S110906005 - Sekolah Pascasarjana
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan status isolek Jawa di Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen (IJA) secara dialektologis dan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kebahasaan pada IJA. Ancangan dialektologi digunakan untuk menjawab tujuan tersebut.
Penelitian ini termasuk studi lapangan yang mengambil tempat di sepuluh daerah pengamatan (DP) di wilayah Kecamatan Ambal (dan sekitarnya), Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Data penelitian ini berwujud tuturan penduduk Kecamatan Ambal. Data diperoleh dari tuturan para informan yang memenuhi persyaratan tertentu di sepuluh DP di atas dengan menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri atas 829 glos kata/ frasa dan 100 kalimat. Dalam penyediaan data, peneliti menggunakan metode cakap dan simak. Metode cakap digunakan dengan teknik pancing, cakap semuka, dan teknik rekam; sedangkan metode simak digunakan dengan teknik sadap, teknik catat, dan teknik rekam. Untuk melengkapi data digunakan pula teknik wawancara mendalam. Data yang tersedia dianalisis menggunakan metode padan, dengan teknik hubung banding menyamakan dan membedakan. Metode interpretasi kualitatif digunakan untuk menganalisis berkas isoglos.
Setelah dilakukan analisis diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan penghitungan dialektometri leksikal, dialektometri fonologis, penghitungan permutasi, dan penghimpunan garis isoglos, di daerah penelitian ini terdapat empat dialek: dialek Ambal, dialek Ambarwinangun, dialek Buluspesantren, dan dialek Mirit. Dalam dialek Ambal terdapat 3 subdialek, yaitu: subdialek Sumberjati, subdialek Kembaran, dan subdialek Banjarsari.
Deskripsi bentuk-bentuk linguistik menunjukkan bahwa bentuk bahasa Jawa Kuna masih dipelihara dan digunakan oleh penutur IJA. Ada beberapa hal kebahasaan yang khas terdapat dalam IJA, menyangkut jumlah vokal dan kekhasan bunyi.
Kekhasan bunyi yang terkait dengan dialek-dialek di atas adalah sebagai berikut: (1) Bunyi [] pada posisi ultima dan penultima dalam dialek Ambal berkorespondensi dengan bunyi [a] dalam dialek Buluspesantren, Ambarwinangun, dan Mirit pada posisi yang sama; (2) Bunyi [] pada posisi ultima dan penultima dalam dialek Mirit dan Ambarwinangun berkorespondensi dengan bunyi [a] dalam dialek Buluspesantren dan Ambal pada posisi yang sama; (3) Konsonan /g/ dan /k/ pada posisi final dalam dialek Buluspesantren, dialek Ambal, dan dialek Ambarwinangun berkorespondensi dengan konsonan /k/ dan // dalam dialek Mirit; (4) Bunyi [i] atau [u] pada posisi ultima dan penultima dalam dialek Buluspesantren berkorespondensi dengan [e], [], [o], atau [] dalam dialek Ambal dan Ambarwinangun; atau berkorespondensi dengan [] dan [] pada posisi ultima dialek Mirit; dan (5) Bunyi [] pada posisi ultima dan penultima dalam dialek Buluspesantren dan Ambal berkorespondensi dengan bunyi [o] dalam dialek Mirit dan Ambarwinangun pada posisi yang sama.
Kata Kunci: lek, isolek, dialek, subdialek, isoglos, berkas isoglos, dialektometri, penghitungan permutasi.
ABSTRACT The study aims to examine the status of Javanese isolect in Ambal, part of district of Kebumen (IJA), and to describe the linguistic forms of IJA. The study uses Dialectology approach to answer the objectives.
The study is in the domain of field study which chooses the location as the research study in Ambal, sub district of Kebumen, Central Java. The data are in the forms of speech produced by the inhabitants of Ambal taken from ten informants who filled certain criteria in the ten location of the research study as mentioned above, using the list of questions consisting of 829 words/ phrases as gloss and 100 sentences. To collect the data, the researcher used conversation and listening methods. The conversation method is used by applying the techniques of elicitation, face-to-face conversation, and recording technique; while the listening method is used by applying the tapping technique , notes, and recorded materials. To complete the data, the researcher also used the technique of in-depth-interview. The data are analyzed by using the analogue method with the application of comparing, equalizing, and differentiating techniques. The researcher also used the qualitative interpretation method to analyze isogloss.
The result shows that based on the measurements of lexical dialectometry, phonological dialectometry, permutation, and isogloss line unity, in the research study location there are four dialects: Ambal, Ambarwinangun, Buluspesantren, and Mirit dialects. The Ambal dialect contains three sub dialects: Sumberjati, Kembaran, and Banjarsari sub dialects.
The linguistic forms described shows that the forms of the old Javanese is still maintained and used by speakers of IJA. Some linguistic specifications in IJA are in the case of vowels list and sounds typicality.
The characteristics of sounds related to the dialects above are: (1) the sound [] in the ultima and penultima of the Ambal dialect corresponds to the sound [a] in the dialects of Buluspesantren, Ambarwinangun, and Mirit in its similar position; (2) the sound [] in the ultima and penultima of Mirit and Ambarwinangun dialects correspond to the sound [a] of Buluspesantren and Ambal dialects in the similar position; (3) the consonants /g/ and /k/ in the final position of Buluspesantren, Ambal, and Ambarwinangun dialects correspond to the consonant /k/ and // of Mirit dialect; (4) the sound [i] or [u] in the ultima and penultima position of Buluspesantren dialect corresponds to the sound [e], [], [o], or [] in the dialects of Ambal and Ambarwinangun; or corresponds to the sound [] and [] in the ultima position of Mirit dialect; and (5) the sound [] in the ultima and penultima position of Buluspesantren and Ambal dialects corresponds to the sound [o] of Mirit and Ambarwinangun dialects in the similar position.
Key Words: lect, isolect, dialect, subdialect, isogloss, isoglosses sets, dialectometry and
permutation count.