Abstrak


Analisis daya saing ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia dibandingkan dengan Cina di pasar Amerika Serikat tahun 2001-2008 (pendekatan RCA dan CMS)


Oleh :
Ryan Renjana - F1107520 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAKSI Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan penyumbang devisa terbesar di sektor industri karena memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor TPT terbesar Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi daya saing TPT Indonesia dibandingkan dengan Cina di pasar Amerika Serikat. Metode yang digunakan untuk menganalisis daya saing khususnya dalam mengukur dinamika tingkat daya saing suatu industri TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat adalah metode Constant Market Share Analysis (CMSA) yang dilanjutkan dengan menggunakan metode Revalead Comparatif Advantage (RCA) untuk menganalisis keunggulan komparatif TPT Indoneisa dan Cina di pasar Amerika Serikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan penawaran ekspor Indonesia yang dicerminkan oleh kekuatan daya saing dari TPT Indonesia masih dibawah kekuatan daya saing TPT Cina. Dari hasil analisis Constant Market Share, terlihat bahwa efek daya saing pakaian jadi Indonesia lebih rendah dari efek daya saing pakaian jadi Cina dalam memberikan kontribusi ekspor. Daya saing secara komparatif untuk komoditi pakaian jadi Indonesia lebih baik dibanding komoditi pakaian jadi Cina, hal ini disebabkan ekspor pakaian jadi Indonesia ke Amerika Serikat memberikan kontribisi yang cukup besar terhadap total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Perkembangan indeks RCA menunjukkan bahwa pangsa pasar Indonesia di Amerika Serikat untuk komoditi pakaian jadi cenderung berfluktuasi dalam setiap tahunnya, sementara pangsa pasar Cina di Amerika Serikat cenderung bertambah. Berdasarkan implikasi yang menunjukkan bahwa dengan diberlakukannya kebijakan penghapusan kuota akan menyebabkan peningkatan ekspor pakaian jadi Indonesia, maka penulis menyarankan agar kebijakan tersebut tetap dipertahankan. Implikasi tersebut juga menjelaskan bahwa penurunan ekspor disebabkan oleh adanya penyelundupan TPT yang disinyalir berasal dari negeri Cina, maka pemerintah harus berusaha sedapat mungkin untuk dapat mencegah penyelundupan tersebut. Karena dengan adanya penyelundupan yang harganya jauh lebih murah, maka dapat merugikan para produsen domestik. Pemerintah harus lebih memperhatikan keadaan industri ini, mengingat industri ini mempunyai potensi yang cukup bagus di masa depan.