Abstrak
Analisis nilai-nilai kultural pondok pesantren dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy
Oleh :
Tutut Dwi Handayani - K1206041 - Fak. KIP
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah: (1) mengetahui dan mendeskripsikan proses kreatif yang dimiliki oleh Abidah Al Khalieqy dalam penulisan novel Perempuan Berkalung Sorban; (2) mengetahui dan mendeskripsikan nilai-nilai kultur pondok pesantren dalam novel Perempuan Berkalung Sorban; (3) mengetahui relevansi nilai-nilai kultur pesantren dalam novel Perempuan Berkalung Sorban jika digunakan sebagai bahan ajar alternatif pembelajaran sastra di SMA; dan (4) mengetahui penilaian pembaca terhadap novel Perempuan Berkalung Sorban.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra karena penelitian berfokus pada resepsi pembaca terhadap karya sastra. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al Quran Desa Narukan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Narasumber berasal dari pengurus dan santri yang sedang belajar di sana. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik analisis dokumen dan teknik libat cakap (wawancara) dengan narasumber dengan menggunakan handphone sebagai alatnya. Teknik cuplikan yang digunakan adalah metode purposive sampling. Pemilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang paling erat berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Proses kreatif penciptaan novel Perempuan Berkalung Sorban adalah adanya keinginan dari penulis untuk mensosialisasikan hak-hak reproduksi yang harus diketahui oleh perempuan. Penulisan novel ini dilakukan dengan kerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Fatayat (YKF). (2) Pondok pesantren yang dijadikan latar dalam novel ini adalah pondok pesantren tradisional (salafi) yang masih kental dengan ajaran kitab kuning. Pengambilan setting pondok pesantren salaf dilakukan Abidah untuk menjelaskan hegemoni kekuasaan para kyai dan kitab kuning yang sangat mempengaruhi jalannya kultur dalam wilayah pondok pesantren. Nilai-nilai yang kental terdapat dalam novel tersebut adalah kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan. (3) Novel Perempuan Berkalung Sorban dapat digunakan sebagai bahan ajar alternatif pembelajaran sastra di SMA karena isu dan kearifan lokal yang dimilikinya. (4) Novel ini menuai penilaian yang berbeda-beda dari kalangan pembaca. Namun, layaknya sebuah karya sastra yang bernilai adalah karya sastra yang mampu memberikan suatu hiburan sekaligus pendidikan (dulce et utile) kehadiran novel Perempuan Berkalung Sorban juga diakui pembaca mampu memberikan satu hal yang baru. Abidah El Khalieqy berani membuka hal-hal yang sudah lama ditutup-tutupi dari kalangan pondok pesantren agar masyarakat mengetahuinya.
Kata kunci: proses kreatif, kultur, pondok pesantren, resepsi sastra.