Abstrak
Bentuk rupa dan makna simbolis ragam hias di Pura Mangkunegaran Surakarta
Oleh :
Yoseph Bayu Sunarman - S7008011 - Sekolah Pascasarjana
ABSTRAK
Beberapa hal yang terkait dengan kedudukan Pendhapa Ageng dalam kerangka budaya, melatarbelakangi ketertarikan untuk memahami lebih jauh keberadaan Pendhapa Ageng Mangkunegaran Surakarta, terutama bentuk rupa, ragam hias dan maknanya. Berdasarkan pada perspektif budaya, bentuk dan corak ungkapan kesenian tidak semata hanya untuk pemenuhan keindahannya saja, melainkan juga terkait secara menyeluruh dengan pemenuhan lainnya. Dengan kata lain, hiasan pada Pendhapa Mangkunegaran dipandang sebagai salah satu cara pemuasan akan keindahan yang keberadaannya dipenuhi beragam simbolik elemen hias. Oleh karena itu penciptaaan suatu ragam hias tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang melatarbelakangi penciptaannya. Peciptaan itu biasanya berkaitan erat dengan pandangan hidup penciptanya.
Ragam hias merupakan hasil budaya sejak masa pra sejarah dan berlanjut sampai masa kini. Ragam hias memiliki pengertian secara umum, yaitu keinginan manusia untuk menghias benda – benda di sekelilingnya, kekayaan bentuk yang menjadi sumber ornamen dari masa lampau yang berkembang di Istana Raja - Raja dan Bangsawan, baik yang ada di Bangsa Barat maupun Bangsa Timur.
Sesuai dengan kondisi kancah penelitian, masalah yang dikaji, dan tujuan yang akan dicapai, maka perlu memilih strategi yang tepat.Bentuk rupa dan ragam hias di Pura Mangkunegaran merupakan fenomena artefak yang tidak dapat dilepaskan dari konteks sosio kultural dan proses kesenian yang mempunyai latar belakang multi aspek, baik historis, formalistis, emosionalistis maupun interaksionalisme simbolik ( interaksi dialektris antar subjek dan objek ) yang merupakan paradigma kualitatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu lebih ditekankan pada upaya mengungkap proses untuk menemukan makna nilai – nilai simbolik dari sebuah fenomenal yang kompleks, maka penelitian ini ditekankan pada penelitian kualitatif Deskriptif yang didukung dengan pendekatan hermeneutik untuk mendapatkan temuan penelitian yang akurat.
Di dalam motif hias tersebut terdapat suatu arti simbolis yang mengandung nasehat, pesan, dan arti filsafati bagi orang Jawa, sehingga dapat dijadikan pedoman dan pegangan hidup. Ragam hias di Pura Mangkunegara diilhami dari tumbuhan dan ornamen-ornamen atau relief yang ada di candi-candi. Secara umum ragam hias memiliki ciri – ciri kubahan daun pokok di ulir dan ditata dengan bebas secara khusus motif ukiran Surakarta terdapat kuncup bunga dan bunga yang sedang mekar. Motif Flora memiliki makna suci, bermakna indah, berbentu halusimetris atau yang serba estetis. Motif hias tersebut menggambarkan kehidupan Mangkunegaran pada saat Mangkunegaran mempunyai kekuasaan untuk mengatur kehidupan pemerintahannya sendiri, jadi dapat dikatakan bahwa seluruh aktivitas kehidupan baik yang terkait dengan kehidupan pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat tergambar jelas dan nyata dalam motif hias yang terdapat pada plafon di Pendhapa Ageng.
ABSTRACT
Several things related to the role of Pendhapa Ageng in culture, become a background to know more about Pedhapa Ageng Mangkunegaran Surakarta, especially bentuk rupa, ragam hias, and their meanings. Based on cultural perspectives, design and pattern of art expression are not only for fulfilling aesthetic aspect, but also to fulfill another aspect. In other words, decorations on Pendhapa Mangkunegaran are seen as the way to fulfill aesthetic aspect which existence is filled with many symbolical decorations. Therefore, the creation of decoration cannot be separated from the background or the reason why the creator create the decoration. The creation usually related closely to the way of life of the creator.
Ragam hias was the cultural product of pre historical time, and it continued until now. Ragam Hias has definition, in general, as human’s want to adorn objects around them. The richness of form which becomes the source of ornament from the past develops in Kings and Nobleman’s palaces; whether, in western or eastern.
According to the condition, the problems, and the aims of the research, the rights strategies are required. Bentuk Rupa and Ragam Hias of Pura Mangkunegaran are the artifacts that cannot be separated from socio cultural and art process which have multi-aspects background; whether historic, formal, emotional, or symbolical interactionalism (dialectic interaction between subject and object) which are qualitative paradigm. Therefore, the method for the research is qualitative method. Based on the aim of this research, to reveal the meaning of the symbols, then the research is focused on qualitative descriptive research which supported by hermeneutic approach to get an accurate result. On that motif, there is symbolical meaning that contains advices, messages, and philosophy for Javanese people; therefore it can be guidance and way of life. Ragam Hias in Pura Mangkunegaran are inspired by plants or relieves in temples. In general, they have characteristics as curved leaves which composed and arranged freely. Specifically, there are flower buds and bloomed flowers in a motif of carved objects of Surakarta. Floral motif has pure, beautiful, symmetric, or esthetic meaning. That motif depicts Mangkunegaran when it had authority to control its governmental system. Hence, motif hias on Pendhopo Ageng platform depicts clearly the activities of Mangkunegaran, whether personal, family, or social life.