Abstrak


Kajian toughness dan stiffness beton ringan berserat alumunium pasca bakar (the study of toughness and stiffness of lightweight concrete with allumunium fiber on post fire)


Oleh :
Fredy Harfantoni Rifalldi - I1107504 - Fak. Teknik

ABSTRAK Akhir-akhir ini, kebakaran gedung mulai mendapat perhatian serius dari semua pihak setelah di Indonesia didera sejumlah kasus kebakaran gedung yang cenderung meningkat tajam dengan skala yang cukup besar. Kebakaran dapat diakibatkan oleh berbagai hal, mulai dari hubungan pendek arus listrik, kompor meledak, huru-hara, maupun tindak kriminalitas. Pihak-pihak yang terpaksa berurusan pasca gedung terbakar tidak hanya pemilik gedung, pihak kepolisian, para pengacara hukum, maupun perusahaan asuransi, dan pihak-pihak lain yang terkait. Kebakaran yang terjadi pada bangunan beton seringkali menyebabkan kerusakan-kerusakan pada elemen struktur, terutama pada strength maupun stiffness strukturnya. Tingkat kerusakan yang terjadi tidak selalu sama, karena banyak faktor yang menentukan antara lain: durasi waktu kebakaran, dahsyatnya api, kualitas serta jenis stuktur. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai toughness dan stiffness beton ringan serat alumunium, apabila diberi beban suhu normal (25 o C), dibakar dengan beban suhu 300o C, 400o C, 500o C dan 500o C dengan curing ulang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 15 buah, tiap variasi ada 3 sampel dengan kadar serat alumunium 0.75 % terhadap volume beton. Benda uji yang digunakan adalah balok beton dengan dimensi 10x10x40 cm. Pengujian MOR dilakukan pada umur beton 28 hari, sedangkan untuk beton pasca bakar diuji setelah pembakaran dan curing ulang selama 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan beban suhu menyebabkan terjadinya penurunan nilai toughness dan stiffness benda uji. Penurunan toughness dalam % akibat kenaikan suhu berturut-turut: 300o C, 400o C, 500o C, berturut-turut adalah 15,98%; 39,80%; 46,61%, sedangkan kenaikan setelah di curing ulang pada pembakaran suhu 500o C adalah 42,29 %. Penurunan stiffness dalam % akibat kenaikan suhu berturut-turut: 300o C, 400o C, 500o C, berturut-turut adalah 14,82%; 20,92%; 23,18%, sedangkan kenaikan setelah di curing ulang pada pembakaran suhu 500o C adalah 7,35%. ABSTRACT Recently, building fire starts to get attention seriously from all sides after Indonesia was faced amount of building fire cases, which tendency raise big enough scale drastically. The fire can be resulted by various things, starts from electricity low connection, explosion stove, riot, and crime. The sides who had business with are not only the owner of the building, polices, lawyers, but also an insurance company and other related sides after building fire. The fire, which happens on concrete building, often causes the damage of the structure elements mainly on the strength and structure of the stiffness. The damage level is not always same because there are many factors that determine, such as the duration time of the fire, the horrifying fire, quality and the kinds of structure. The purpose of this research is to know the toughness and stiffness value on aluminum stiff light concrete, if it is given normal temperature load (25ºC), fired by temperature load 300ºC, 400ºC, 500ºC, and 500ºC with re-curing. This research uses experimental method by the total of tested matter is 15, every variation there are 3 samples with aluminum stiff degree is about 0,75% towards concrete’s volume. The tested matter which are used is beam concrete with 10 x 10 x 40cm of dimension. The MOR’s test is done by 28 day-concrete, while for concrete after fired is tested after the fire and re-curing during 28 days. The result of the test shows that raising temperature load causes occurrence of toughness and stiffness value decline on tested matter. The toughness decline in percentage because of the temperature raise in a row: 300ºC, 400ºC, 500ºC, in sequence are: 15,98%; 39,80%; 46,61%, while the raise after re-curing in temperature 500ºC on fire is 42,29%. The stiffness decline in percentage because of the temperature raise in a row: 300ºC, 400ºC, 500ºC in sequence are: 14,82%; 20,92%; 23,18%, while the raise after re-curing in temperature 500ºC is 7,35% on fire.