;

Abstrak


Hillary Rodham Clinton Candidacy: the media narrative of female president candidate in American Patriarchal Society


Oleh :
Rizky Adi Yanuasari - C0305005 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRACT The imbalanced media coverage of Hillary Rodham Clinton as the female president candidate in 2008 U.S Presidential Election is believed as the big obstacle for Hillary Rodham Clinton to achieve the presidential position. There are many previous researches focus on the question; does gender disparity exist in media representation of female president candidate? However, few of them set the study of the way media narrate and construct the candidate’s portrayal in media. This is what the thesis is conducted for. This research is a qualitative research that uses the media hegemony theory by Antonio Gramsci as the basic thinking. The theory suggests the media has an important role in spreading and maintaining the social construction supporting the hegemon’s structure and system (Gamson, et al., 1992). Supporting Gramsci’s theory about hegemony in media, Tuchman believes that women representation is controlled by the hegemon that is patriarchy. Thus what the media represents is a misrepresentation of the real woman (ibid.). The semiotic analysis is employed in this thesis. This study uses the case study of Hillary Rodham Clinton’s candidacy in 2008 Presidential Election and examines the data taken from newswebsites of The New York Times www.nytimes.com and the Washington Post www.washingtonpost.com published in the length time of January 2007 until June 2008. The narrations analyzed show several images attached to Hillary Rodham Clinton such as Iron Lady, robotic woman, ambitious woman, hawkish politician, dependent woman and inappropriate contender. The finding shows that Hillary Rodham Clinton’s physical appearance is always being a mockery in the media. Contextually, those images narrated denigrate woman’s position in the society. The images of Hillary Rodham Clinton exclude her from women ideality in the society. It makes her to be seen as inappropriate female candidate because she is not an ideal feminine woman. In this case, the media supports the Patriarchal system by narrating and constructing the image of Hillary Rodham Clinton negatively. This research finds that the motive behind the media’s treatment is that media is threatened by woman’s power to take over the dominant ideology in the society. ABSTRAK Ketidakseimbangan ulasan media terhadap Hillary Rodham Clinton, calon Presiden di Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2008, dipercaya sebagai hambatan terbesar bagi Hillary untuk meraih posisi presiden. Beberapa penelitian terdahulu hanya memfokuskan pada pertanyaan mengenai adanya isu ketidakadilan gender dalam representasi media terhadap calon presiden wanita. Hanya beberapa penelitian tersebut yang memfokuskan studinya pada cara media menarasikan dan mengkonstruksi representasi kandidat di media. Hal itulah yang menjadi alasan dilaksanakannya penelitian ini. Penelitian kualitatif ini menggunakan teori hegemoni media dari Antonio Gramsci sebagai dasar pemikiran. Teori tersebut menekankan tentang peran media dalam menyebarkan dan mempertahankan konstruksi sosial yang mendukung struktur and sistem hegemoni (Gamson, et al., 1992). Mengikuti teori Gramsci mengenai hegemoni media, Tuchman, et al. berpendapat bahwa media merepresentasikan representasi yang salah dari wanita (ibid.). Analisis semiotika juga dipergunakan dalam skripsi ini. Peneliti menggunakan studi kasus dari pencalonan Hillary Rodham Clinton pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2008 dan menguji data yang diambil dari situs berita The New York Times www.nytimes.com dan the Washington Post www.washingtonpost.com yang diterbitkan dalam jangka waktu Januari 2007 hingga Juni 2008. Narasi-narasi yang dianalisis menunjukkan bahwa beberapa citra Hillary Rodham Clinton dilekatkan pada citra Wanita Besi, Wanita Robot, Wanita yang Ambisius, Politikus yang Ganas, Wanita yang bergantung pada orang lain, dan kandidat yang tidak sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan fisik Hillary Rodham Clinton selalu menjadi bahan cemooh di media. Ditinjau dari konteksnya, pencitraan yang dinarasikan media merendahkan posisi wanita di masyarakat. Citra Hillary Rodham Clinton juga diciptakan agar tidak termasuk dalam kategori wanita ideal di masyarakat. Hal ini menimbulkan kesan bahwa Hillary Rodham Clinton adalah kandidat yang tidak sesuai karena dia tidak direpresentasikan sebagai wanita feminin yang ideal. Pada kasus ini, media mendukung sistem patriarki dengan cara menarasikan dan mengkonstruksi citra negatif dari Hillary Rodham Clinton. Penelitian ini menemukan bahwa motif dari perlakuan tidak seimbang media terhadap kandidat wanita adalah adanya ancaman wanita super yang akan menggulingkan ideologi dominan di masyarakat.