Abstrak
Konstruksi media terhadap karakteristik kepemimpinan calon presiden dan calon wakil presiden peserta Pemilu presiden 2009
Oleh :
Nur Heni Widyastuti - D0205104 - Fak. ISIP
ABSTRAK
Media massa merupakan sebuah institusi yang mengonstruksi realitas alami (yang disebut sebagai first reality) ke dalam bentuk realitas media (yang disebut sebagai second reality). Realitas bentukan media tersebut kemudian disebarluaskan kepada khalayak melalui saluran-saluran yang dimiliki oleh media. Sehingga media massa disebut sebagai “second hand reality” sekaligus sebagai “agen pengonstruksi realitas”.
Pemilihan Umum Presiden 2009 yang merupakan agenda besar Bangsa Indonesia juga tak luput dari konstruksi pemberitaan di media massa. Majalah Tempo yang merupakan bagian dari media massa juga melakukan konstruksi atas realitas yang terjadi seputar Pemilu Presiden 2009 tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menerbitkan Majalah Tempo Edisi Khusus Pemilihan Presiden 2009 sepuluh hari sebelum pemilihan tersebut berlangsung. Edisi khusus kali ini membahas profil keenam calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Angle yang ditetapkan oleh Redaksi Tempo dalam Rubrik Liputan Khusus tersebut adalah bagaimana karakteristik kepemimpinan para kandidat tersebut terbentuk.
Kepentingan yang diusung oleh Redaksi Majalah Tempo dalam menerbitkan majalah tersebut adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang pandangan Redaksi Majalah Tempo terhadap ketiga pasangan capres dan cawapres tersebut. Dalam mengonstruksi realitas sosok capres dan cawapres tersebut, Redaksi Majalah Tempo menonjolkan aspek-aspek tertentu dan menghilangkan aspek-aspek tertentu yang dirasa sesuai dengan kepentingan mereka.
Penelitian ini akan menjelaskan bagaimanakah framing yang dilakukan oleh Redaksi Majalah Tempo dalam mengonstruksi karakteristik kepemimpinan para kandidat. Dalam menganalisis pemberitaan tersebut, Peneliti menggunakan metode analisis framing model Pan Kosickci. Alasan pemilihan metode tersebut karena lebih rinci dan detail dalam menganalisis dan lebih relevan dengan tema yang diangkat.
Strategi framing yang digunakan dalam mengonstruksi pembentukan karakter kepemimpinan Capres dan Cawapres adalah dengan pemilihan angle dan narasumber sesuai dengan kebijakan redaksi, serta menonjolkan dan menghilangkan fakta tertentu. Diawali dari pembentukan karakteristik kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono, Jusuf Kalla sampai Wiranto.
ABSTRACT
Mass Media is a institution which construct common reality (first reality) into the media reality (second reality). Media reality then spread through media channels. So the reality in media often referred to “second hand reality” as reality creators agent.
As a big event, general election has allure many media in Indonesia to report and construct their own media reality. Tempo as a well known magazine in Indonesia also construct their reality in reporting the election. The Election special edition then published by Tempo 10 days before the general election. The special edition tells about the past and turning point of each candidates. Tempo editor deciding “how the leadership characteristic of candidates built” as an angle in reporting.
The importance of this special edition is to bring another point of view to the reader from Tempo’s opinion of candidates. In constructing the reality Tempo shows certain aspect of candidates figure and hiding another aspect in Tempo’s opinion it isn’t necessary to brought to the audience and fixed their interest.
This research explain how Tempo framed their news in constructing the second reality of leadership characteristic. In analyzing the news I used Pan Kosicki’s framing analysis model. Because this method is suitable for this issue, and this method can show fine points of this research.
Framing strategies used in the construction of character formation and vice presidential leadership is the election of angles and sources in accordance with editorial policies, and highlight and eliminate certain facts. Beginning from leadership characteristics of Megawati Sukarnoputri, Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono, Jusuf Kalla and Wiranto.