Abstrak
Istilah-istilah dalam upacara hari saraswati di desa Gumeng kecamatan Jenawi kabupaten Karanganyar (suatu kajian etnolinguistik)
Oleh :
Rissaria Niken Larasati - C0106044 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimanakah bentuk istilah perlengkapan sesaji yang terdapat dalam Upacara Hari Saraswati di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten karanganyar? (2) bagaimanakah makna leksikal dan kultural pada istilah perlengkapan sesaji dalam Upacara Hari Saraswati di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk istilah perlengkapan sesaji yang terdapat dalam Upacara Hari Saraswati di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. (2) mendeskripsikan makna leksikal dan kultural istilah perlengkapan sesaji dalam Upacara Hari Saraswati di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, komplek Candhi Ceto. Data penelitian berupa data lisan dan data tulis. Sumber data lisan berasal dari informan dan data tulis berasal dari buku, brosur, dan foto. Data dalam penelitian ini adalah istilah-istilah dalam Upacara Hari Saraswati di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak atau pengamatan (observasi), metode cakap (wawancara) dan dilanjutkan dengan teknik catat, rekam, dan kerjasama. Metode analisis yang digunakan adalah metode distribusional dan metode padan. Metode penyajian hasil penelitian adalah metode deskriptif formal dan metode deskriptif informal.
Hasil analisis dalam penelitian ini ditemukan 66 istilah. 51 bentuk monomorfemis yaitu apel, beras, bija, blimbing, degan, dhele, dhuwit, dhuku, dupa, endhog, gedhang, ingkung, jeruk, kacang, kripik, krupuk, manggis, panggang, peyek, rambak, rambutan, rokok, salak, sekar, srundeng, tahu, tempe, timun, tirta, uyah, angsa, buku, genitri, kecapi, nari, merak, trate, bokor, gendera, lonceng, ketisan, klasa, payung, penjor, tebok, kampo, kebaya, klambi, slendhang, udheng, dan muput. 9 bentuk polimorfemis, 2 dalam bentuk afiksasi yaitu kidungan dan pamitan, 2 dalam bentuk reduplikasi yaitu anjang-anjang dan umbul-umbul, 5 dalam bentuk komposisi yaitu cok bakal, dharmawacana, jajan pasar, sambel goreng, dan sega golong, 6 dalam bentuk frasa yaitu, adum bija, adum sekar, adum tirta, nglungsur sesaji, tumpeng lancip, dan tumpeng papak. Makna yang terdapat dalam istilah-istilah Upacara Hari Saraswati adalah makna leksikal dan makna kultural. Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dll. Makna kultural adalah makna bahasa yang dimiliki oleh masyarakat dalam hubungannya dengan budaya tertentu. Makna leksikal dan kultural pada penelitian ini adalah istilah-istilah yang terdapat dalam Upacara Hari Saraswati.