Abstrak
Analisis proses pembelajaran matematika di SMA Negeri Surakarta (penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta)
Oleh :
Yulia Maftuhah Hidayati - S85090802 - Sekolah Pascasarjana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta. (2) apakah SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta sudah melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). (3) Apakah pembelajaran matematika yang diberikan di kelas X SMA negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta sudah sesuai dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). (4) Apakah pembelajaran matematika yang diberikan di kelas X SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta sudah sesuai dengan pembelajaran konstruktivistik.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena beberapa pertimbangan antara lain: (1) Penelitian ini merupakan upaya untuk mendeskripsikan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta; (2) Penelitian ini lebih bersifat induktif, artinya peneliti berusaha mendeskripsikan permasalahan berdasar data yang terbuka bagi penelitian lebih lanjut; (3) Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang wajar dan mengutamakan data yang bersifat kualitatif.
Hasil penelitian ini, antara lain penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah dilaksanakan rutin di setiap tahun ajaran baru. Pelaksanaan pembelajaran matematika dalam materi merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu tahapan prainstruksional (pendahuluan/kegiatan awal), tahapan instruksional (kegiatan inti), dan tahapan penilaian. Dalam tahap evaluasi dan tindak lanjut, guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran matematika tidak semua siswa aktif baik dalam bertanya maupun mengemukakan ide-idenya. Authentic Assesment belum digunakan karena kendala waktu dan materi yang banyak. Tekanan dalam proses pembelajaran matematika lebih pada hasil akhir bukan pada proses.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Proses pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta sudah berlangsung dengan baik. Sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yakni perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan tindak lanjut. (2) Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) sudah terlaksana tetapi hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. (3) Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri
vi
4 Surakarta sudah terlaksana tetapi komponen yang mendukung pembelajaran kontekstual masih ada yang belum terpenuhi. (4) Pembelajaran konstruktivistik di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 4 Surakarta belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, disampaikan saran sebagai berikut: (1) Guru perlu terus meningkatkan kreativitas, profesionalisme, dan kompetensinya dalam mendesain suatu pembelajaran serta menguasai ilmu dan teknologi sehingga pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (2) Hendaknya Authentic Assesment juga dilakukan dalam proses pembelajaran matematika, agar pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. (3) Agar pembelajaran konstruktivistik dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hendaknya tekanan pada proses belajar terletak pada proses bukan hasil akhir.
ABSTRACT
The study aims to examine: (1) A mathematics learning process at the class X of the Surakarta State Senior High Schools 1 and 4. (2) Whether the Surakarta State Senior High Schools 1 and 4 have employed a student-centered learning. (3) Whether a mathematics learning at the class X of the Surakarta State Senior High Schools 1 and 4 has conformed to a contextual teaching and learning. (4) Whether a mathematics learning at the class X of the Surakarta State Senior High Schools 1 and 4 has conformed to a constructivist learning.
The study used a qualitative approach. It means that: (1) This study described a problem related to a mathematics learning at the Surakarta Senior High Schools 1 and 4; (2) It was inductive, meaning that the researcher described a problem based on open data for further study; and (3) It was normal and qualitative.
The finding of the study showed that a Design of Learning Process has been applied to each new academic year routinely. A mathematics learning process runs in three stages, including pre-instructional (introduction/early), instructional (core), and assessment. In the evaluation and consecutive stage, the teachers give a task related to the material. In the mathematics learning process, not all of the students take an active part in raising questions and expressing ideas. The Authentic Assessment is not yet useful because of problems with time and more materials.
It could be concluded that: (1) A mathematics learning process at Surakarta State Senior High School 1 and 4 has run well and is suitable to the principles of learning, including design, process, evaluation and consecutive. (2) A student-centered learning has run smoothly but it is not as expected. (3) A contextual teaching learning at the Surakarta State Senior High Schools 1 and 4 has employed well but a few components to support it have not been met. (4) A constructivist learning at the Surakarta State Senior High Schools 1 and 4 has not run well.
It is recommended that: (1) The teachers need to develop creativity, professionalism, and competency in designing a learning and understanding science and technology so that a student-centered learning can run well. (2) It is suggested that the authentic assessment happens in a mathematics-learning process so that a contextual teaching and learning can work well. (3) A constructivist learning can operate well if learning does not focus on a product but process.