Abstrak
Aspek psikologis tokoh Dalam cerita bersambung Endahe Tresna Njareme Rasa karya Mbah Brintik (suatu tinjauan Psikologi Sastra)
Oleh :
Wahyu Tri Prabowo - C0106056 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah cerbung berbahasa Jawa hasil karya pengarang Jawa modern yang telah menjadi salah satu genre sastra dalam khasanah kesusastraan Jawa baru. Adanya perubahan karakter pada masing-masing tokoh menarik untuk diteliti, melalui pendekatan psikologi sastra dapat mengungkapkan proses kejiwaan para tokohnya sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari makna dan nilai secara keseluruhan.
Masalah yang dibahas dalam penelitian cerbung ini antara lain adalah bagaimana unsur-unsur struktur yang membangun pada cerbung karya Mbah Brintik yang berjudul Endahe Tresna Njareme Rasa yang meliputi : tema, alur, penokohan, latar, dan amanat? Bagaimana aspek dan proses kejiwaan para tokoh dalam cerbung Endahe Tresna Njareme Rasa? Bagaimana makna dan nilai yang terkandung dalam cerita bersambung Endahe Tresna Njareme Rasa?
Penelitian ini bertujuan : mendeskripsikan struktur yang membangun dari cerbung karya Mbah Brintik, mendeskripsikan proses kejiwaan para tokoh-tokohnya, mendeskripsikan makna dan nilai cerbung dalam kehidupan yang terkandung dalam cerbung Endahe Tresna Njareme Rasa.
Manfaat yang dicapai dalam penelitian terdiri dari dua hal, yaitu manfaat secara teoretis dengan harapan dapat memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra Jawa. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, serta dapat digunakan sebagai pengetahuan masyarakat dalam memahami perubahan, kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam masyarakat khususnya dalam kaitannya dengan psikologi.
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan struktural dan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan struktural diambil karena cerbung merupakan bentuk karya sastra yang di dalamnya mengandung unsur-unsur pembangun seperti tema, alur, penokohan, latar, dan amanat. Pendekatan psikologi sastra digunakan untuk mengetahui unsur ekstrinsik dari cerbung tersebut yaitu proses kejiwaan para tokohnya.
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dalam kalimat. Sumber data dari penelitian ini adalah cerita bersambung dengan judul Endahe Tresna Njareme Rasa karya Mbah Brintik yang dimuat dalam majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat edisi 29 Maret 2008 sampai dengan 9 Agustus 2008. Adapun data yang dipakai dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primernya yaitu unsur-unsur intrinsik serta aspek psikologi sastra dalam teks cerita bersambung Endahe Tresna Njareme Rasa karya Mbah Brintik. Data sekunder dalam penelitian berupa buku-buku referensi yang menunjang, hasil wawancara serta biografi dari pengarang.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan studi pustaka yaitu mengumpulkan data-data dari sumber tertulis. Wawancara digunakan untuk mengetahui biografi pengarang. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik analisis interaktif yang berpijak pada empat tahap, yaitu : Deskripsi data, Analisis data, Interpretasi data, dan Evaluasi data.
Analisis dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa cerbung karya Mbah Brintik yang berjudul Endahe Tresna Njareme Rasa memiliki unsur-unsur pembangun seperti tema, alur, penokohan, latar, serta amanat yang saling terkait secara utuh. Keterkaitan anatr unsure dapat dibuktikan, misalnya tema yang terdapat dalam cerbung Endahe Tresna Njareme Rasa dapat menyiratkan sebuah amanat yang ingin disampaikan pada pengarang, yaitu komunikasi antar individu dalam pergaulan sangat penting. Kedua, cerbung tersebut secara ekstrinsik mengungkapkan tentang kondisi atau proses kejiwaan dari para tokohnya yang terdiri dari id, ego serta super ego. Tokoh Pak Sentot merupakan tokoh yang pada awalnya memiliki kondisi kejiwaan yang ideal antara id, ego, dan super ego, demikian pula dengan tokoh Asriningtyas. Namun setelah Asriningtyas menikah dengan orang lain, banyak memberi perubahan dan perkembangan pada karakter Pak Sentot. Salah satu perubahan itu muncul ketika Pak Sentot menangani masalah dari seorang tokoh yang ada dalam cerita ini yang bernama Bandrio/Rio. Pak Sentot bertindak sewenang-wenang dalam menyelesaikan masalah. Akhir dari cerita ini happy ending, Pak Sentot akhirnya menikah, Asriningtyas juga hidup bahagia bersama suami dan anaknya yang bernama Rio ini. Lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan/pembentukan karakter individu, yaitu dalam pembentukan super ego. Lingkungan sosial (hubungan individu) juga berpengaruh terhadap perubahan karakter masing-masing tokoh, terutama sebagai pemberi stimulus eksternal. Secara umum melalui analisis psikologi sastra, dapat diketahui makna dan nilai cerbung secara keseluruhan dalam kehidupan, yaitu seseorang perlu berhati-hati dalam kehidupan (menjalin hubungan dengan orang lain), selain itu juga mengisyaratkan pentingnya menjaga kondisi yang ideal antara id, ego dan super ego, sehingga individu tetap dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus meninggalkan/ melanggar norma yang ada dalam masyarakat.