Abstrak


Jatuhnya benteng Ujung Pandang, Makassar pada Belanda (VOC)


Oleh :
Siti Rochayati - K4406039 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui bagaimana latar belakang berdirinya benteng Ujung Pandang, (2) Mengkaji kondisi kerajaan Gowa pada masa Sultan Hasanuddin, (3) Mengetahui Proses benteng Ujung Pandang jatuh ke tangan VOC. Sejalan dengan tujuan di atas, maka penelitian ini menggunakan metode historis atau metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, kemudian merekonstruksikan berdasarkan data yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan historiografi. Metode sejarah mempunyai beberapa langkah, yaitu: (1) pemilihan topik, (2) heuristik, yakni menghimpun jejak-jejak masa lampau, (3) kritik, yakni menyelidiki jejak-jejak masa lampau baik bentuk maupun isinya, (4) interpretasi, yakni menetapkan makna saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh, (5) historiografi, yakni menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk tulisan maupun kisah. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder, yaitu melalui buku-buku, majalah, internet dan dokumen yang relevan dengan judul penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu memperoleh data dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, surat kabar, dokumen atau arsip yang tersimpan di perpustakaan. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam melakukan interpretasi data sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Benteng Ujung Pandang merupakan benteng peninggalan kerajaan Gowa digunakan sebagai benteng pertahanan yang luput dari kehancuran, karena benteng ini telah diambil alih oleh Belanda. (2) Kerajaan Gowa mengalami kejayaan pada masa Sultan Malikussaid, kerajaan Gowa mulai termashur kemana-mana, dan pada masa Sultan Hasanuddin mengalami kemunduran karena banyak peristiwa-peristiwa terjadi yang mengancam kerajaan baik ancaman dari luar maupun dari dalam. (3) Konflik antara Belanda dengan Kerajaan Gowa yang tak pernah berhenti membawa kerajaan Gowa pada ambang kehancuran dengan adanya perjanjian Bungaya yang sangat merugikan kerajaan Gowa. Konflik yang terjadi membawa korban banyak dipihak kerajaan Gowa akibat politik devide et impera Belanda (VOC). Dari kesimpulan di atas maka muncul implikasi, yaitu: (1) bidang politik, adanya misi menjalankan monopoli perdagangan, Belanda menggunakan berbagai cara untuk mewujudkan cita-citanya. Politik devide et imperanya yang mampu meruntuhkan kesatuan di dalam kerajaan Gowa. Belanda mendekati daerah-daerah pemberontak untuk dijadikan sekutunya agar tidak banyak korban yang jatuh dipihaknya. (2) Bidang budaya, pengambilalihan benteng Ujung Pandang oleh Belanda seperti yang tertera pada perjanjian Bungaya, telah mengubah tradisi masyarakat Makassar melalui pengubahan gaya arsitektur bangunan benteng serta pengubahan nama benteng Ujung Pandang menjadi Fort Rotterdam untuk mengenang tempat kelahiran Speelman di Belanda. ABSTRACT The objectives of research are: (1) to find out the background of Ujung Pandang Fortress establishment, (2) to study the condition of Gowa Kingdom During Sultan Hasanuddin reign, and (3) to find out the process of Ujung Pandang Fortress Falling for VOC hands. In line with the objective above, this research used historical method. Historical method is the process of examining and analyzing critically the past record and heritage, and then reconstructing them based on the data obtained so that a historiography is achieved. Method of history comprises several steps namely, (1)topic selection, (2) heuristic, gathering ancient times relics, (3) critic, exploring the content and figure of ancient times relics, (4) interpreting, defining interrelated meaning from the facts obtained, (5) historiography, extend of synthesis obtained either in written or spoken. The data source employed was secondary one, through books, magazines, internet and documents relevant to the title of research. Technique of collecting data employed was library study, namely obtaining data by reading literature books, magazine, newspaper, document or archive stored in the library. Data analysis technique is historical analysis. This analysis focuses on accuracy in interpreting historical data. Considering the result of research, it can be concluded that: (1) Ujung Pandang Fortress is the Gowa Kingdom’s heritage used as the defense fortress escaped from the destruction, because this fortress had been taken over by Netherlands. (2) Gowa Kingdom reached glory during Sultan Malikussaid reign, it had been well-known everywhere, and during Sultan Hasanuddin it recessed because of many events threatening the kingdom, both internally and externally. (3) The conflict between Netherlands and Gowa Kingdom never stopped bringing Gowa Kingdom to the threshold of destruction with the Bungaya agreement that was very harmful for Gowa Kingdom. The conflict occurring had taken many victims in Gowa Kingdom party due to Netherlands (VOC)’ devide et impera politics. From the conclusion above, the implications are: (1) in political area, there was a mission of undertaking trading monopoly, the Netherlands used a variety of ways to realize its ideals. Its devide et impera politics can break the unity of Gowa Kingdom. Netherlands approached the rebellion areas to make them as its ally so that few victims fell from their party. (2) Cultural area, Ujung Pandang Fortress taking over by Netherlands as included in Bungaya agreement had changed Makasar people’s tradition through the transformation of fortress building’s architecture style as well as renaming Ujung Pandang fortress into Fort Rotterdam to memorize the Speelman’s birth place in Netherlands.