Abstrak
Pemilu 2009 dalam kartun Panji Koming
Oleh :
Galih Yudho Laksono - D0205075 - Fak. ISIP
Abstrak
Kartun seringkali dijadikan oleh media alternatif untuk menyampaikan
pesan dalam sebuah surat kabar dikarenakan teknik penyampaiannya yang luwes.
Selain menyajikan visualisasai gambar yang bernuansa humor, kartun dalam surat
kabar juga mempunyai muatan kritik, sindiran, dan harapan. Isu yang sering
diangkat dan dijadikan kartun pun tergantung sikap surat kabar bersangkutan
terhadap isu tersebut. Termasuk pelaksanaan Pemilu 2009. Peristiwa dan
kejadian-kejadian terkait pelaksanaan Pemilu ini selalu menarik perhatian media
massa. Adalah kolom kartun Panji Koming, kartun yang diterbitkan surat kabar
Kompas, yang lantas menjadi saluran informasi yang luwes, kritis dan informatif.
Obyek dalam penelitian ini adalah kolom kartun Panji Koming di surat
kabar Kompas edisi Minggu, periode 1 Januari sampai 31 Agustus 2009. Terdapat
35 kolom kartun Panji Koming yang diterbitkan Kompas selama periode tersebut.
Namun, dalam penelitian ini, tidak semua kolom kartun dibahas satu per satu.
Untuk itu peneliti mengadakan seleksi, dan didapatkan 25 kolom kartun Panji
Koming yang merepresentasikan situasi aktual terkait pelaksanaan Pemilu 2009.
Analisis dilakukan terhadap 25 kolom dengan meneliti keseluruhan teks dan
diidentitifikasikan tanda-tanda yang beroperasi didalamnya, serta konteks-konteks
(situasi dan masalah) yang menyertainya, untuk kemudian dicari isi pesan dan
makna yang berada dibalik acuan tersebut.Dalam penelitian ini, digunakanlah
metode Analisis Semiotika untuk menginterpretasikan seluruh tanda-tanda yang
terkandung didalamnya, yaitu dengan menggunakan pendekatan tipologi tanda
Charles Sanders Peirce. Dengan demikian, makna-makna yang terkandung baik
yang terlihat langsung maupun yang tersirat dapat diungkapkan dan dipaparkan.
Dalam analisa semiotik, analisa yang dilakukan mengacu pada tanda yang muncul
dan diderivikasikan dari hubungan-hubungan antar tanda (signifier) dan acuan
(signified). Dan juga konteks-konteksnya.
Setelah dilakukan analisis, kesimpulan pokok yang didapat adalah sebagai
berikut : Iklan-iklan politik dari partai maupun calon presiden yang hanya sekedar
untuk meraih dukungan dan mendongkrak perolehan suara dalam Pemilu 2009
dan tidak menyuguhkan program politik yang konkret ataupun visi misi yang
cerdas. KPU terkesan kurang kompeten, kurang profesional, serta kurang menjaga
citra independensi dan netralitasnya. Para elit politik dianggap hanya mengejar
kekuasaan dan mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompoknya
sehingga melupakan rakyat kecil. Para Capres dan tim kampanyenya
mengeluarkan segala cara dan beradu strategi demi meraih simpati..