Abstrak


Pembelajaran fisika dengan pendekatan ketrampilan proses ditinjau dari penguasaan alat laboratorium pada pokok bahasan suhu dan kalor untuk siswa SMA


Oleh :
Desi Mindarti - K2303023 - Fak. KIP

Tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya (1) perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor, (2) perbedaan pengaruh antara penguasaan alat laboratorium kategori tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa, (3) interaksi antara pendekatan ketrampilan proses melalui metode pembelajaran, dan penguasaan alat laboratorium terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah siswa SMA N Mojolaban, Sukoharjo kelas X-1, X-2, X-3, X-4, X-5, X-6, dengan jumlah seluruhnya 264 siswa pada semester genap tahun ajaran 2007/2008. Sampel penelitian ini adalah kelas X-4 dan X-5 dengan jumlah siswa 44 siswa tiap kelas yang diambil dengan Sampling Klaster. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data keadaan awal siswa dan teknik tes untuk memperoleh data penguasaan alat laboratorium dan kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik ANAVA dua jalan dengan sel tak sama yang didahului dengan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut ANAVA menggunakan metode Scheffe’ . Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode ekperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa, sehingga siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik daripada melalui metode demonstrasi (Fa = 6,376 > F0,05; 1.84 = 3,96). (2) Ada perbedaan pengaruh antara penguasaan alat laboratorium kategori tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa, sehingga siswa yang mempunyai penguasaan alat laboratorium kategori tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai penguasaan alat laboratorium kategori rendah (FB = 48,739 > F0,05; 1,84 = 3,96). (3) Tidak terdapat interaksi antara pendekatan ketrampilan proses melalui metode mengajar dengan penguasaan alat laboratorium terhadap kemampuan kognitif siswa. Jadi antara penguasaan alat laboratorium dan pembelajaran Fisika dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode mengajar mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap kemampuan kognitif siswa (FAB = 0,045 < F0,05; 1,84 = 3,96). Implikasi dari hasil penelitian adalah (1) pembelajaran Fisika dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dapat membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. (2) penguasaan alat laboratorium yang baik akan mempermudah siswa dalam bereksperimen sehingga dapat mendukung kemampuan kognitif siswa (3) melalui kegiatan eksperimen akan muncul temuan-temuan baru di bidang Fisika pada khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.