Abstrak
Efektifitas program pembinaan eks wanita tuna susila (upaya pembinaan eks wanita tuna susila melalui rehabilitasi sosial di Panti Karya Wanita “wanita utama” Surakarta)
Oleh :
Sri Handayani - D0102088 - Fak. ISIP
ABSTRAK
Pembinaan melalui rehabilitasi sosial eks Wanita Tuna Susila (WTS) di
PKW adalah salah satu program pemerintah untuk mengatasi fenomena WTS
yang semakin meningkat akhir-akhir ini. Tujuan program ini adalah terbinanya
para penyandang masalah tuna susila menjadi berkemampuan dan berkemauan
untuk mengembalikan harga diri, kepercayaan diri dan tanggung jawab sosial
dalam melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar melalui pembinaan fisik,
mental, sosial dan pelatihan ketrampilan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, dokumentasi, dan observasi dengan beberapa infoman yang terdiri
dari beberapa kelayan yang telah dan sedang mengikuti program, petugas PKW,
dan masyarakat sekitar. Sedang model analisis interatif yang digunakan dalam
menganalisis data dan validitas diperoleh dengan cara triangulasi data.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan PKW “Wanita Utama” adalah bimbingan fisik, bimbingan mental,
bimbngan sosial dan bimbingan ketrampilan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya
perubahan sikap dan tingkah laku serta mempunyai kemampuan untuk memahami
dan menguasai ketrampilan yang diperoleh yang ditunjukkan dengan hasil
keterampilan tersebut tetapi untuk pemanfaatanya belum menunjukkan hasil yang
maksimal; mempunyai kemampuan untuk tidak kembali menjadi WTS;
mempunyai kemampuan untuk hidaup berumah tangga dengan pasangan yang sah
dan bertanggung jawab; tetapi sayangnya kurang dapat beriteraksi dengan
masyarakat sekitar.
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan di lapangan disimpulkan bahwa
program pembinaan melalui rehabilitasi sudah cukup efektif tetapi perlu ada
perbaikan untuk program selanjutnya. PKW hendaknya lebih meningkatkan
profesionalitas untuk kegiatan rehabilitasi, khususnya kegiatan keterampilan,
lebih meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal perencanaan
program, penyediaan fasilitas, penyediaan trainer, pendanaan, maupun dalam hal
pengawasan program. Juga perlu adanya kerja sama dengan ketua RT/ RW/ Desa/
Kelurahan/ Dinsos pengirim dan masyrakat setempat dalam hal pemantauan
kelayan yang telah dibina.
ABSTRACT
Rehabilitating the ex sex commercializing women through Social
Rehabiltating Program at Panti Karya Wanita (PKW) Surakarta is a government’s
program to overcome the tends of increasing of sex commercializing women
phenomenon in recent days. The goal of this program is to rehabilitate the ex sex
commercializing women in order that they have will and ability in returning their
pride back, their self confidence, and their social responsibility in undertaking
their social function naturally through rehabilitation programs in all aspects, i.e.
physically, mentality, social, and skill ability.
This research is using qualitative method. The type of this research is
qualitative description, the data is collected by interview method, opening
documents, and observing with some ‘informan’ (selected people) i.e. ‘kelayans’,
who have passed the program and who are still in the program, PKW officers, and
surrounding community. The used interatif analyze model in analyzing and
validating the data is achieved by data triangulation method.
As the result of this research that the program of PKW “Wanita Utama” in
rehabilitating kelayans is in all aspects, i.e. physically, mentality,
social/humanity, and skill ability. The program has changed the attitude, behavior,
and increasing in skill ability; they have ability to not come as sex
commercializing women back; and having ability to build family legally and
responsibly. Unfortunately, they’re still less in interaction with the surrounding
community.
The conclusion, based on the analyzed data, the rehabilitation program
through social rehabilitation in PKW “Wanita Utama” is fairly effective, so the
improvements for the next program are still needed. PKW should increase their
professionalism in rehabilitation program, especially in skill training program,
such as making and increasing in cooperating with related institution regarding
with program planning, facilities and trainer providing, funding, and program
supervising. Also PKW should cooperate with Dinas Sosial (Dinsos) which sent
the kelayans to PKW and the surrounding community in rehabilitated kelayans
monitoring.