Abstrak


Partisipasi masyarakat dalam mengikuti program keluarga berencana di desa sidoharjo, kecamatan Polanharjo, kabupaten Klaten Tahun 2010


Oleh :
Fitria Kusuma Wardani - K8406023 - Fak. KIP

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui persepsi masyarakat mengenai program KB di Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. (2) Mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi masyarakat dalam mengikuti program KB di Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. (3) Mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh masyarakat Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dari informan, tempat, serta dokumen dan arsip. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi langsung dan dokumentasi. Untuk mencari validitas data menggunakan trianggulasi sumber (data). Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan (1) Persepsi masyarakat mengenai program KB adalah pertama KB merupakan kewajiban perempuan, selama kondisi perempuan memungkinkan untuk ber-KB, maka perempuanlah yang harus ber-KB. Kedua, KB hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi yang dipilih dan digunakan sesuai kecocokan terhadap diri akseptor. Ketiga, beberapa alat kontrasepsi menakutkan bagi akseptor, seperti IUD, implan, dan sterilisasi. (2) Latar belakang masyarakat mengikuti program KB ada dua alasan. Pertama alasan ekonomi, masyarakat mengikuti KB karena tidak ingin mempunyai banyak anak, jika punya banyak anak maka biaya untuk mencukupi kebutuhan hidup akan semakin banyak. Kedua alasan kesehatan, setelah melahirkan ibu perlu menjaga jarak kelahiran berikutnya untuk memulihkan kesehatan diri dan merawat bayinya. (3) Alat kontrasepsi yang digunakan masyarakat ada tiga, pertama adalah suntik, metode suntik mudah diperoleh dengan mendatangi tempat praktek swasta bidan, dengan biaya relatif terjangkau, serta resiko yang tidak terlalu besar. Kedua, implan, kontrasepsi ini dipilih karena diperoleh dengan biaya sebesar Rp 25.000,- melalui penyelenggaraan safari KB pemerintah yang biayanya jauh lebih murah dibanding KB mandiri. Ketiga adalah kondom, dipilih karena alasan praktis dan tidak mengakibatkan kegemukan tubuh akseptor.