Abstrak
Hubungan antara pengalaman praktek kerja industri dan sikap mandiri dengan kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Pancasila 9 Giriwoyo tahun ajaran 2009/2010
Oleh :
Jamil Nurgiyanto - K2502037 - Fak. KIP
Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era globalisasi terlebih
dengan perancangan ASEAN Free Trade Labour (AFTA) pada tahun 2010
menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang harus mampu
berkompetisi dalam bidang teknologi dengan bekal keahlian yang profesional di
bidangnya, supaya dapat memenuhi dan mengisi kebutuhan hidup yang semakin
berat.
Masyarakat primitif, dalam memenuhi kebutuhan dan mengisi kebutuhan
hidup cukup dengan memanfaatkan apa yang ada dan apa yang diberikan alam.
Hidup mereka bergantung dari keadaan alam itu sendiri. Kebutuhan yang
diperlukan hanya sekedar makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan istirahat.
Tetapi, dengan lebih dengan mengenalnya alam, serta kebutuhan sosial dan
kebutuhan rohani berupa rasa aman, harga diri, dan hiburan harus terpenuhi.
Untuk itu, manusia perlu menggunakan kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya
sendiri. Mereka harus belajar agar dapat menguasai apa yang tersimpan dalam
alam sekitar. Manusia harus mandiri, yang akhirnya terbentuk sikap kemandirian
yang berguna dalam terciptanya teknologi yang canggih. Berubahnya pola hidup
yang semakin kompleks, manusia tidak mungkin selalu menggantungkan
hidupnya pada pihak lain. Mereka hanya berusaha sendiri dengan cara belajar
serta membina potensi yang ada pada diri masing-masing individu. Pendidikan
adalah upaya yang dapat ditempuh untuk keperluan tersebut.
Pendidikan merupakan penyampaian ilmu peng etahuan dan pengalaman
yang mana akan membentuk suatu sikap masyarakat dalam menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju dengan pesat. Pendidikan
akan mempengaruhi seluruh aspek dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
yang ada dalam masyarakat akan mempengaruhi bahkan akan menentukan corak,
warna, isi dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang diselenggarakan dan
dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, maupun keluarga atau yang disebut
3
pendidikan formal, informal, non formal merupakan media akan pemenuhan
tenaga kerja yang cakap dan terampil sesuai bidangnya masing-masing.
Manusia yang siap kerja perlu membekali diri dengan pengetahuan,
ketrampilan, moral, dan sikap mandiri. Sikap mandiri merupakan landasan uatama
bagi seseorang untuk kesiapan kerja, karena dengan sikap mandiri seseorang akan
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan berusaha permasalahan dalam
hidupnya, tanpa bantuan orang lain, yaitu dengan bekerja.
Salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan mencetak para siswanya
agar memiliki ketrampilan dan keahlian yang mandiri adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan salah satu
wahana pendidikan formal, mempunyai tujuan pembinaan mencetak tenaga kerja
yang mempunyai ketrampilan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan generasi
muda akan kesempatan-kesempatan kerja untuk keperluan pembangunan. Jadi,
SMK sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama mempersiapkan para
siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mempunyai
pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan akhirnya mempunyai kesiapan kerja
setelah selesai pendidikannya.
Kenyataan yang ada sekarang ini, lulusan SMK, terutama lulusan SMK
Pancasila 9 Giriwoyo, masih banyak yang belum memiliki kesiapan kerja.
Kebanyakan dari mereka, setelah selesai menyelesaikan sekolahnya, masih
kebingungan dalam mencari lapangan pekerjaan yang sesuai dengan pengetahuan
yang diperolehnya. Hal ini terjadi karena kurang bisa bersaing dengan tenaga
kerja lainnya yang memiliki kesiapan kerja, kemandirian yang tinggi, serta
dilengkapi pengetahuan dan pengalaman yang tinggi. Dalam kondisi negara
seperti saat ini, sangat diperlukan tenga kerja yang memiliki kesiapan kerja
sekaligus dilengkapi dengan pengetahuan, pengalaman, dan sikap mandiri yang
tinggi pula. Data lulusan SMK Pancasila 9 Giriwoyo tahun 2008, diketahui bahwa
55% siswa masih mencari lapangan kerja, 15 % sudah bekerja di perusahaan, 10%
berwiraswasta, 20% belum diketahui.
Calon tenga kerja diharuskan menguasai pengetahuan yang telah diperoleh
di bangku sekolah dan melengkapi dengan kemandirian yang tinggi, agar dapat
4
bersaing SMK lain, sehingga setelah lulus siswa memiliki kesiapan kerja untuk
bersaing mendapatkan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
Memiliki kesiapan kerja merupakan nilai lebih bagi tenaga kerja, karena
tenaga kerja yang telah siap kerja akan lebih siap menghadapi segala permasalahn
yang timbul daam pekerjaannya. Pencari tenaga kerja akan mengutamakan calon
tenaga kerja yang siap kerja, karena hal itu merupakan investasi yang besar.
Tenaga kerja yang siap pakai biasanya mempunyai kemandirian yang tinggi, di
samping pengetahuan dan pengalaman yang tinggi pula. Kemandirian yang
mereka punyai diharapkan mampu untuk mengatasi kesulitan yang timbul dalam
bekerja.
Calon tenaga kerja juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
tinggi, agar calon tenaga kerja mampu mengikuti setiap kemajuan dari
pengetahuan dan tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan teknologi
yang setiap hari terus berganti. Tanpa memiliki kemandirian, pengalaman, dan
pengetahuan yang tinggi, akan sangat sulit bagi calon tenaga kerja untuk dapat
bersaing dengan calon tenaga kerja yang lain dalam mencari lapangan pekerjaa,
apalagi dunia kerja sekarang ini.
Peningkatan kemandirian, pengetahuan, dan pengalaman dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya dengan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
yang merupakan bagian kurikulum SMK. PRAKERIN merupakan pola
penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama sama antara SMK dengan industri
sebagai institusi pasangan. Dengan pelaksanaan PRAKERIN memungkinkan
siswa akan dapat lebih mengembangkan potensi diri serta dapat menambah
pengalaman di dunia industri yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi
tantangan dunia pekerjaan.
PRAKERIN merupakan jenis latihan kerja siswa yang menjadi program dari
SMK. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilakukan dengan menerjunkan siswa
pada dunia usaha/industri, sehingga siswa secara langsung menghadapi pekerjaan
sesuai dengan bidangnya. Kegiatan praktek kerja industri ini memberikan manfaat
yang sangat besar bagi siswa, karena PRAKERIN yang dilaksanakan pada dunia
5
usaha atau dunia industri dapat memberikan pengalaman yang dapat membentuk
pribadi anak didik yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional,
berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaan. Dengan
keahlian yang dimilikinya, lulusan sekolah menengah kejuruan benar-benar
merupakan tenaga kerja yang siap pakai. Dengan demikian keahlian kejuruan
professional yang didapatkan setelah melaksanakan PRAKERIN benar-benar
dapat menjadikan siswa lebih siap untuk menghadapi tantangan dunia kerja.
Dengan kemandirian yang dimiliki siswa, pengetahuan, dan pengalaman
yang diperoleh dalam PRAKERIN, maka diharapkan siswa mempunyai kesiapan
kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Mempunyai kesiapan kerja
merupakan tenaga kerja yang baik saat ini, di mana tenaga kerja yang sudah siap
kerja merupakan terobosan baru dalam menanggulangi kebutuhan akan tenaga
kerja dalam menyongsong era pasar bebas. Kesiapan kerja juga dipengaruhi oleh
faktor lingkun