Abstrak
Analisis usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo
Oleh :
Agung Ary Wibowo - H0304047 - Fak. Pertanian
RINGKASAN
Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan,
keuntungan serta besarnya t ingkat efisiensi usaha dan besarnya risiko usaha dari
ternak it ik di Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif. Penelit ian ini dilakukan di Kabupaten Sukoharjo.
Jenis data yang digunakan dalam penelit ian ini adalah data primer dan data
sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis usaha, biaya,
penerimaan, keuntungan serta analisis efisiensi usaha dan analisis risiko usaha.
Dari hasil penelitian diperoleh besarnya biaya total rata-rata dari usaha
ternak itik di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar Rp 15.130.167,00 per bulan,
dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp 17.230.000,00 per bulan sehingga
keuntungan rata-rata yang diperoleh peternak itik adalah sebesar Rp 2.099.833,00
per bulan. Usaha ini mempunyai nilai efisiensi lebih dari satu (efisien) yaitu
sebesar 1,14. Nilai koefisien variasi (CV) dari usaha ternak itik sebesar 0,24 dan
nilai batas bawah keuntungan (L) sebesar Rp 1.078.735. Dari besarnya nilai
koefisien variasi dan nilai batas bawah keuntungan dapat dikatakan bahwa para
peternak itik akan selalu untung atau terhindar dari mengalami kerugian. Untuk
pengusahaan ternak itik dengan jumlah itik 100 ekor dan 4 mesin tetas biaya total
rata-rata sebesar Rp 5.043.389,00 per bulan. Diperoleh penerimaan rata-rata
sebesar Rp 5.743.333,00 per bulan sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh
sebesar Rp 699.944,00. Tingkat profitabilitas 7,2% berart i usaha itik menguntung-
kan, nilai efisiensi 1,13 berart i usaha ini telah efisien, nilai koefisien variasi (CV)
sebesar 0,24 dan nilai batas bawah keuntungan (L) sebesar Rp 360.310,00 berart i
usaha ini akan terhindar dari risiko kerugian.
Berdasarkan hasil penelitian ini, usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo
sudah efisien menguntungkan untuk diusahakan serta memiliki risiko usaha yang
kecil sehingga diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat menjadikan usaha
ternak itik ini merupakan salah satu usaha yang dapat diandalkan di daerah
mereka serta sebagai penghasil keuntungan. Agar masyarakat sekitar terjamin
kesehatannya, disarankan kepada peternak agar lebih memperhat ikan kebersihan
lingkungan sekitar, dibuat saluran pembuangan/parit agar pada saat musim hujan
air t idak mencemari karena kotoran ternak terbawa air menyebar di lingkungan
sekitar. Selain itu Pemerintah juga harus dapat menjaga harga pakan ternak agar
t idak membumbung t inggi, hal tersebut akan sangat memberatkan peternak
mengingat biaya terbesar pada usaha ternak itik ini adalah biaya untuk kebutuhan
pakan ternak.
SUMMARY
This research aimed to analyze how much cost, revenue, profit , efficiency
level, and the risk of the duck livestock in Sukoharjo regency. The basic method
for this research is descriptive. The research took place in Sukoharjo regency. The
data used are primary and secondary data. The data analyses are cost analysis,
revenue analysis, profit analysis, efficiency analysis, and the risk of the business.
The result of this research indicates that the monthly cost of duck livestock
in Sukoharjo regency is Rp 15.130.167,00, with the revenue Rp 17.230.000, 00,
with the result that the profit is Rp 2.099.833,00 per month. The efficiency value
is more than one (efficient ) that is 1,14. The the Coefficient Variation (CV) of the
duck breeding business in Sukoharjo Regency is 0,24, with L is Rp 1.078.735.
From the value of CV and L, it can be concluded that the duck breeders will
always gain profit and never suffer a financial loss. For the duck breeders with
100 tail of ducks and 4 breeding machines the overall cost is Rp 5.043.389,00 per
month. The revenue is Rp 5.743.333,00, so that the profit is Rp 699.944,00. The
provit level is 7,2% so it can be concluded that the duck livestock causes a benefit ,
the efficiency value is 1,13, means that this business is efficient , the CV is 0,24
and the L is Rp 360.310,00, so it can be concluded that this business is far from
disadvantage risk.
From the result of this research, the duck livestock business in Sukoharjo
regency is efficient and has no risk so its suggested that the government and the
society can make duck breeding as a business they can rely on in their own
regency. For a good breeding, it is suggested that the breeders care about the
cleanness of the livestock area, the health of the duck, and the placement of the
cage not too near with the house so that it will not distract the air circulat ion. The
breeders also need moats so that when it is rainy season the water is not flooding
and contaminat ing the environment . Beside that , the government has to stabilize
the woof price because the biggest cost in the duck livestock is for the woof.