Abstrak


Pengaruh jumlah pryda claw nailplate dan perekat terhadap kuat lentur balok kayu pada sambungan tegak ( butt joint )


Oleh :
Aris Setyawan - I1107502 - Fak. Teknik

Abstrak Penggunaan kayu untuk pembangunan, saat ini membutuhkan penyediaan kayu dengan panjang yang sesuai dengan pemakaian, sedangkan panjang kayu yang tersedia di pasaran sangatlah terbatas. Masalah mengenai bentang kayu yang cukup panjang ini dapat diatasi dengan menyambung beberapa balok kayu menjadi satu kesatuan bentang yang utuh dan panjang sesuai dengan bentang kayu yang direncanakan sehingga masalah tersebut dapat teratasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanik sambungan tegak (butt joint) kayu yang meliputi kuat lentur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Dalam Penelitian ini dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika kayu kruing. Uji pendahuluan meliputi uji : kadar air, uji lentur dan uji geser. Kemudian dari hasil uji pendahuluan dapat digunakan untuk menentukan panjang kritis (Lcr) benda uji. Jumlah benda uji kuat lentur adalah 12 buah balok kayu dengan tiga variasi, masing-masing variasi dibuat 3 balok uji yaitu balok tanpa sambungan ,sambungan tegak 1 dengan alat sambung di sisi kiri dan kanan, sambungan tegak 2 dengan alat sambung disisi kiri,kanan,dan bawah dan sambungan tegak 3 dengan alat sambung di sisi kiri, kanan, bawah, dan atas. Pengujian balok dilakukan dengan pembebanan statik untuk kondisi pada jarak sepertiga bentang. Pembebanan dihentikan apabila balok telah mengalami kerusakan. Hasil pengujian kuat lentur kayu tanpa sambungan dan kuat lentur dengan sambungan tegak (butt joint)1, 2 dan 3 adalah berturut turut sebagai berikut : 720,196 kg/cm2 ; 122,15 kg/cm2 ; 250,80 kg/cm2 ; 274,43 kg/cm2. Hasil dari analisis modulus elastisitas kayu tanpa sambungan dan modulus elastisitas dengan sambungan tegak (butt joint) 1 ; 2 dan 3 adalah berturut turut sebagai berikut : 132676,438 kg/cm2 ; 94042,248 kg/cm2 ; 109958,890 kg/cm2 ; 113913,903 kg/cm2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sambungan tegak (butt joint) 3 dapat menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan sambungan tegak (butt joint) 1 dan sambungan tegak (butt joint) 2 untuk menjadi sambungan yang mampu menahan pengaruh gaya lentur. Hal ini disebabkan sambungan tegak (butt joint) 3 mempunyai nilai kuat lentur yang lebih besar dibandingkan sambungan tegak (butt joint) 1 dan sambungan tegak (butt joint) 2