Abstrak
Pengaruh elektroakupuntur pada titik zusanli dan neiguan terhadap perbaikan kerusakan mukosa ileum akibat pemberian 5-fluorourasil
Oleh :
Adhityari Ikke Putri - G0006032 - Fak. Kedokteran
Latar Belakang : Antikanker menyebabkan efek samping terhadap sel normal terutama yang berproliferasi cepat seperti sel di gastrointestinal. Hal ini menyebabkan mukositis yang ditandai berkurangnya tinggi vili dan kedalaman kripte. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah EA pada kedua titik tersebut dapat mempercepat perbaikan mukosa saluran cerna.
Metode : Tikus jantan galur Wistar, usia 3 bulan, 130-200 gr, dibagi dalam 4 kelompok yaitu K, P1, P2, dan P3. K diinjeksi 2ml normal salin intraperitoneal pada hari ke-1, dikorbankan pada hari ke-7. P1, P2, P3 diinjeksi 150 mg/kgBB 5-Fluorourasil (5-FU) intraperitoneal pada hari ke-1. P1 dikorbankan pada hari ke-3 dan P2 pada hari ke-7. P3 mendapat terapi EA pada titik Zusanli dan Neiguan setiap hari mulai hari ke-3 sampai dikorbankan pada hari ke-7. EA diberikan dengan frekuensi 2 Hz, amplitudo 10 mA, durasi 15 menit hingga timbul kontraksi otot. Ileum dibiopsi untuk dibuat preparat histologis dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Perbaikan mukosa ileum ditentukan dengan menjumlahkan tinggi vili dan kedalaman kripte (v+c) dengan mikrometer di bawah mikroskop cahaya.
Hasil : Rata-rata tinggi vili ileum untuk K;P1;P2;P3 adalah 51,56; 43,22; 54,75; 58,49 µm dan rata-rata kedalaman kripte ileum adalah18,5; 13,38; 17,11; 17,9 µm. Rata-rata (v+c) untuk K;P1;P2;P3 adalah 70,06; 56,77; 71,86; 76,43 µm. Percepatan perbaikan vili, kripte, dan mukosa ileum berbeda signifikan antara P1 dengan K, P2 dan P3. Tidak ada perbedaan signifikan antara K dengan P2 dan P3 dan antara P2 dengan P3 untuk percepatan perbaikan vili, kripte, dan mukosa ileum.
Kesimpulan : Elektroakupuntur pada titik Zusanli dan Neiguan tidak berpengaruh terhadap perbaikan kerusakan mukosa ileum akibat pemberian 5-Fluorourasil.
Kata kunci : Elektroakupuntur, Mukositis, Ileum