Abstrak
Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam proyek penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (studi deskriptif kualitatif tentang persepsi dan partisipasi masyarakat dalam proyek penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) di desa Doplang
Oleh :
Riani Musrifah - D0104112 - Fak. ISIP
ABSTRAK
P2KP mempunyai strategi dan orientasi yang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan institusi lokal sehingga menempatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama proyek, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan dengan intensitas keterlibatan sampai pada pengambilan keputusan. Sehingga diharapkan setelah proyek berakhir, upaya penanggulangan kemiskinan dapat dijalankan sendiri oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Doplang Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kemanfaatan P2KP dalam memberdayakan masyarakat, bagaimana partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan pemberdayaannya, serta hal-hal apa saja yang mendukung dan menghambat upaya pemberdayaan masyarakat dalam P2KP di Desa Doplang Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data dilakukan trianggulasi sumber data. Sedangkan analisis data yang dipergunakan adalah analisis interaktif.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Pertama, pendekatan pemberdayaan masyarakat yang ada dalam P2KP telah berhasil menanamkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan pelaku-pelaku yang ada dalam P2KP, sehingga terbangun kebersamaan makna atau persepsi. Aplikasi di lapangan persepsi yang ditunjukkan masyarakat adalah positif, sehingga persepsi positif tersebut mampu menggerakkan partisipasi warga masyarakat terhadap setiap program kegiatan P2KP. Kedua, P2KP berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat, perencanaannya tidak menggunakan sistem top down tetapi bottom up planning, sedangkan pemerintah bertindak selaku fasilitator, sehingga program kegitan P2KP menyesuaikan dengan kebutuhan nyata masyarakat, menyesuaikan cara pelaksanaan pembangunan desa dengan kondisi budaya setempat, baik psikologi, ekonomi, dan sosial serta keinginan aspirasi masyarakat setempat. Ketiga, memberikan motivasi dan stimulasi berupa dana untuk pembangunan fisik dan pelatihan-pelatihan ketrampilan dimana stimulasi tersebut merupakan hibah murni dari pemerintah, serta kegiatan pinjaman ekonomi produktif secara bergulir dimana stimulasi tersebut masyarakat harus mengembalikannya demi keberlanjutan kegiatan ekonomi produktif masyarakat seta keberlanjutan program. Keempat, masyarakat tergerak untuk memberikan respon dan menunjukkan tingkah laku yang positif yang dikehendaki oleh P2KP yaitu berupa dukungan partisipasi masyarakat.
Saran yang dapat diberikan adalah model pembangunan partisipatif yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat seperti yang ada dalam P2KP ini dapat dijadikan alternatif model pembangunan masyarakat khususnya di Kabupaten Boyolali.