Abstrak
Kajian struktural dan nilai pendidikan cerita rakyat Makam Joko Tarub dan Sapta Tirta Kabupaten Karanganyar
Oleh :
Ristyowati - X1206044 - Fak. KIP
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur cerita rakyat Makam Joko Tarub di Kecamatan Jumantono dan Sapta Tirta di Kecamatan Matesih; (2) mendeskripsikan nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat Makam Joko Tarub di Kecamatan Jumantono dan Sapta Tirta di Kecamatan Matesih; dan (3) mendeskripsikan pengaruh cerita rakyat Makam Joko Tarub dan Sapta Tirta terhadap masyarakat Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa data kualitatif yang bersumber dari informan, dokumen, tempat, dan benda-benda fisik yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data berupa teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Teknik sampling adalah teknik snowball sampling dan purposive sampling. Kevalidan data diuji dengan teknik triangulasi teori, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa (1) struktur cerita rakyat di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) cerita rakyat Sapta Tirta bertema tradisional yakni kepahlawanan, beralur lurus dengan latar kerajaan Mangkunegaran di Kartasura, dan Bukit Argotiloso. Tokoh utama cerita Sapta Tirta adalah Raden Mas Said dan tokoh tambahannya adalah Patih Danurejo, Kanjeng Pangeran Arya, Pakubuwono II, dan tokoh-tokoh Belanda; (b) cerita rakyat Makam Joko Tarub bertema tradisional, yakni tindak kejahatan walau ditutup-tutupi akan terbongkar juga. Cerita tersebut memiliki alur lurus dengan latar hutan belantara, sendang atau belik, sebuah rumah, dan sungai. Tokoh utama cerita rakyat Makam Joko Tarub adalah Joko Tarub dan Nawangwulan dengan tokoh tambahan para bidadari saudara Nawangwulan dan ratu kayangan. (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat di Kabupaten Karanganyar adalah (a) nilai religi cerita Sapta Tirta mengajarkan keyakinan adanya kuasa Tuhan, nilai moral menggambarkan sifat manusia yang terpuji dan tidak terpuji, nilai sosial mengajarkan tentang hubungan pemimpin dan bawahan, dan nilai budaya mencerminkan falsafah hidup Jawa dan Tri Darma yang mengutamakan kebersamaan; (b) nilai religi cerita Makam Joko Tarub mengajarkan bahwa setiap persoalan hendaknya disikapi dengan tenang dan ikhlas, nilai moral menggambarkan ajaran tentang sifat manusia yang terpuji dan tidak terpuji, nilai sosial mengajarkan masyarakat agar dalam menjalani kehidupan berkeluarga harus dilandasi dengan kejujuran dan kesetiaan, dan nilai budaya menggambarkan tradisi/budaya kejawen. (3) Cerita rakyat Sapta Tirta dan Makam Joko Tarub mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Mereka yang masih memegang kuat tradisi kejawen mempercayai bahwa petilasan tersebut merupakan tempat yang membawa berkah dan harus di-uri-uri untuk menghormati para leluhur.
ABSTRACT This study aims to (1) describe the structure of folklore about the Tomb of Joko Tarub in Jumantono District and Sapta Tirta in Matesih District; (2) describe the educational values embodied in folklore at the Tomb of Joko Tarub in Jumantono District and Sapta Tirta in Matesih District; and (3) describe the influence of folklore Tomb of Joko Tarub and Sapta Tirta of the community Karanganyar Recidence. This study used descriptive qualitative method. Qualitative research data such as data sourced from informants, documents, places, and physical objects related to research. Data collection techniques such as in-depth interview technique, observation and document analysis. Sampling technique is the technique of purposive sampling and snowball sampling. Data validity was tested by using the theory of triangulation, triangulation methods, and review of the informant. The data analysis technique used is an interactive analysis techniques. Based on data analysis, concluded that (1) the structure of folklore in Karanganyar Residence can be explained as follows: (a) the themed of Sapta Tirta folklore is traditional "heroic, straight grooved with background in Kartasura Mangkunegaran Kingdom, and the Argotiloso Hill. Sapta Tirta main character is Raden Mas Said and prominent enhancements are Patih Danurejo, Kanjeng Prince Arya, Pakubuwono II, and Dutch figures; (b) the themed Tomb of Joko Tarub is traditional, although the crime was covered up will be uncovered as well . The story has a straight path with jungle background, spring or Belik, a house, and rivers. The key figures Tomb of Joko Tarub folklore is Joko Tarub and Nawangwulan with the additional figure of the angel and the queen of heaven Nawangwulan sisters. (2) educational values embodied in folklore of Karanganyar Residence is (a) the value of religious belief teaches by Sapta Tirta story is about God's power, describing the moral values of human nature that is blessed and not blessed, social values taught about the relationship of leaders and subordinates and cultural values reflecting the philosophy of Java and Tri Darma which put together, (b) religious values taught Tomb of Joko Tarub story that every issue should be addressed in a calm and sincere, moral values illustrate the doctrine of human nature is admirable and not praiseworthy, social values taught public order in family life must be based on honesty and loyalty, cultural values describe traditional/Javanese culture. (3) Sapta Tirta and Tomb of Joko Tarub folklore has an influence on society. Those who still holds a strong tradition of Javanese believe that these ruins is a place that brings blessing and should be guarded to honor the ancestors.